Koalisi atau Oposisi Kekuasaan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Koalisi atau oposisi kekuasaan, masalah halal haram? Yang menyebabkan seseorang masuk surga dan neraka? Yang menyebabkan dibenci dan dilaknat Allah?
Bila koalisi atau oposisi tidak untuk menopang kezaliman. Tidak untuk agar kezaliman semakin mencengkram. Namun, bagaimana membatasi dan menyempitkan ruang geraknya? Bagaimana di tengah kekuasaan yang ada muncul kebaikan? Maka, persoalan oposisi dan koalisi merupakan ranah ijtihad.
Bagaimana menilainya? Apa niatnya? Apa strategi di dalam kekuasaannya? Seperti Nabi Yusufkah? Seperti orang mukmin yang berada di kubu Firaunkah? Seperti seorang laki-laki yang berlari memperingatkan Musa bahwa Firaun akan mengerahkan pasukannyakah? Seperti Istri Firʻaun yang hendak menyelamatkan Musakah?
Mengapa Allah tidak memperingatkan orang mukmin yang berada di tubuh kekuasaan Firaun? Seperti Allah memperingatkan orang mukmin yang tidak berhijrah ke Madinah? Mengapa Allah tidak mengazabnya seperti istri Luth dan Nuh yang berada di kelompok para pendurhaka?
Umar bin Abdul Aziz berada di dalam kekuasaan Bani Ummayah, di saat tengah melakukan aksi pembersihan kepada mereka yang melawan khalifah melalui tangan Hajaj Ats-Tsaqafi, gubernur Irak. Padahal yang melakukan perlawanan terdapat Said bin Jubair yang kematiannya, menyebabkan Allah mengazab Hajaj Ats-Tsaqafi dengan penyakitnya.
Umar bin Abdul Aziz menjadi penasihat khalifah. Beliau memang tidak bisa menghentikan aksi pembunuhan yang dilakukan khalifah melalui tangan Hajaj Ats-Tsaqafi, namun setiap saat Umar bin Abdul Aziz menasihati kesalahan yang dilakukan khalifah.
Shalahuddin Al-Ayubi menjadi bagian penguasa Bani Fathimiyah yang Syiah atas perintah Nurudin Zanky. Yang penguasanya menghancurkan Sunni. Namun Shalahuddin Al-Ayubi terfokus bagaimana menghentikan langkah perang Salib melalui "legitimasi" bani Fathimiyah.
Banyak ijtihad di ranah kekuasaan. Bisa beroposisi maupun berkoalisi. Semuanya area ijtihad. Bukan ranah halal dan haram. Bukan ranah surga dan neraka. Tetapi ranah memperbesar kemaslahatan dan memupus kemudharatan.
0 komentar: