Ketakutan Penjajah Zionis Israel Pasca Runtuhnya Rezim Assad di Suriah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Zionis Israel harus gigit jari. Pasalnya, front pertempuran di masa depannya akan semakin meluas dengan jatuhnya rezim Assad. Sebab, pihak oposisi yang membuat rezim Assad jatuh dianggap memiliki visi pembebasan Masjidil Aqsha.
Bermaksud hendak melemahkan pengaruh Hizbullah dan Iran di Lebanon yang terus mengganggu wilayah jajahannya di Utara, ternyata menyebabkan "bamper" keamanannya di Suriah jatuh. Rezim Assad Suriah, yang ditopang oleh Hizbullah dan Iran dalam menghancurkan oposisi, ternyata tak berdaya menghadapi serangan kilat oposisi.
Salah satu sebabnya, Hizbullah dan Iran tengah sibuk bergolak dengan penjajah Zionis Israel sehingga mengabaikan Suriah. Padahal selama ini, rezim Suriah dianggap "tak membahayakan" bagi penjajah Zionis Israel. Rezim Assad seperti rezim As-Sisi di Mesir yang terus menghancurkan ideologi yang membangkitkan perlawanan terhadap penjajah Zionis Israel.
Kekhawatiran kemenangan pihak oposisi Suriah sudah terlihat dari sikap Netanyahu yang segera melakukan rapat koordinasi bidang pertahanan pasca Aleppo jatuh ke tangan oposisi.
Setelah Damaskus berhasil dibebaskan oleh pihak oposisi, Tentara penjajah Zionis Israel mengumumkan peningkatan kehadiran di Dataran Tinggi Golan, mengerahkan pasukan ke lokasi-lokasi strategis dalam zona demiliterisasi sebagai tanggapan terhadap perkembangan di Suriah. Juga, menjadikannya sebagai zona militer tertutup.
Reuters, juga memberitakan bahwa pesawat yang “diyakini milik Israel” menyerang pangkalan udara Khalkhala di Suriah selatan. Tujuannya agar infrastruktur militer yang ditinggalkan rezim Assad tidak bisa digunakan lagi oleh oposisi.
Pada sisi lain, Netanyahu juga menginstruksi militer untuk merebut zona penyangga dengan Suriah dan pos komando yang berdekatan, dengan alasan runtuhnya perjanjian “pelepasan” tahun 1974 sebagai akibat dari tentara Suriah yang meninggalkan posisi mereka.
0 komentar: