Menolak Bertempur di Gaza
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Jerusalem Post pada 20/12/24 memberitakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia tidak akan "setuju untuk mengakhiri perang sebelum kita menyingkirkan Hamas" dalam sebuah wawancara dengan penulis editorial Wall Street Journal (WSJ) Elliot Kaufman, yang kemudian diterbitkan di surat kabar AS tersebut pada 19/12/24.
"Kami tidak akan membiarkan mereka (Hamas) berkuasa di Gaza, 30 mil dari Tel Aviv . Itu tidak akan terjadi," katanya di tengah seruan banyak pihak untuk menerima kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang langgeng di daerah kantong Palestina itu.
Opini di WSJ mencatat bahwa perdana menteri Penjajah Zionis Israel hanya membayangkan kesepakatan semacam itu akan bersifat parsial jika organisasi teroris Palestina itu masih utuh. Apakah pendapat Netanyahu selaras dengan keinginan rakyat Penjajah Zionis Israel?
Times Of Israel pada 21/12/24 juga memberitakan hasil jajak pendapat Channel 13 yang menanyakan kepada responden bagaimana mereka mendefinisikan kemenangan dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza, hasilnya:
A. 68% mengatakan kemenangan hanya dapat diraih dengan memulangkan semua sandera,
B. 12% mengatakan kemenangan akan diraih dengan aneksasi Gaza dan penegakan kedaulatan Israel atas Jalur Gaza,
C. 4% mengatakan kemenangan akan diraih dengan kembalinya penduduk perbatasan ke rumah mereka,
D. 8% mengatakan kemenangan akan diraih dengan berdirinya kepemimpinan Palestina moderat di Gaza selain Hamas,
E. Dan, 8% mengatakan tidak tahu.
Dari hasil survei tersebut, hanya 12% responden yang mendefinisikan kemenangan perang di Gaza sesuai yang diinginkan juga oleh Netanyahu. Sedangkan 68% menginginkan keselamatan para sandera. Artinya, mayoritas rakyat Penjajah Zionis Israel menginginkan gencatan senjata sesegera mungkin.
Efek dari perbedaan ini menyebabkan sering terjadi gelombang demonstrasi yang menginginkan pemulangan sandera secepat mungkin. Pada sisi lain, Netanyahu selalu menghalangi terciptanya gencatan senjata yang sudah dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Apakah pertempuran bumi hangus yang dilakukan oleh penjajah Zionis Israel atas Gaza berhasil? Ternyata, tidak bisa menyelamatkan para sandera. Bahkan, para sandera tewas karena serangan yang mereka lakukan sendiri. Artinya, penjajah Zionis Israel telah gagal di Gaza menurut persepsi rakyatnya sendiri. Apa akibatnya?
Ternyata perang dan genosida ternyata ambisi pribadi Netanyahu. Wajar saja, bila rakyatnya mulai banyak yang menolak dan tidak mau memperpanjang wajib militer untuk bertempur di Gaza.
0 komentar: