Dialog Pertama Allah kepada Nabi Musa
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Saat Nabi Musa mudik dari Madyan ke Mesir, Nabi Musa melihat api. Dia pun bergegas menuju api tersebut karena sangat membutuhkannya. Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkanya. Tiba-tiba ada yang memanggilnya.
Apa kalimat pertama yang didengarnya? Ada yang memanggil namanya. Yang memanggilnya sepertinya sangat mengenalinya. Siapakah? Bukankah selama perjalanan pelarian dari Mesir ke Madyan, tak ada yang ditemuinya? Tak ada yang diajak bicara untuk menjaga identitas dirinya?
Bukankah sudah 10 tahun tak keluar dari Madyan? Bukankah bekerja di ladang, kebun dan berternak juga banyak merubah penampakan fisiknya? Siapkah yang masih mengenalinya?
Semua suasana jiwa Nabi Musa di lembah Tuwa dijelaskan dalam Al-Qur'an. Juga, diabadikan kalimat pertama yang difirmankan-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اِذْ رَاٰ نَارًا فَقَالَ لِاَهْلِهِ امْكُثُوْٓا اِنِّيْٓ اٰنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيْٓ اٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِقَبَسٍ اَوْ اَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى
(Ingatlah) ketika dia (Musa) melihat api, lalu berkata kepada keluarganya, “Tinggallah (di sini)! Sesungguhnya aku melihat api. Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau mendapat petunjuk di tempat api itu.”
(Ṭāhā [20]:10)
فَلَمَّآ اَتٰىهَا نُوْدِيَ يٰمُوْسٰٓى ۙ
Ketika mendatanginya (tempat api), dia (Musa) dipanggil, “Wahai Musa.
(Ṭāhā [20]:11)
اِنِّيْٓ اَنَا۠ رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَۚ اِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى ۗ
Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Lepaskanlah kedua terompahmu karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, yaitu Tuwa.
(Ṭāhā [20]:12)
وَاَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوْحٰى
Aku telah memilihmu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
(Ṭāhā [20]:13)
اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ
Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku.
(Ṭāhā [20]:14)
اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى
Sesungguhnya hari Kiamat itu (pasti) akan datang. Aku hampir (benar-benar) menyembunyikannya. (Kedatangannya itu dimaksudkan) agar setiap jiwa dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.
(Ṭāhā [20]:15)
فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ فَتَرْدٰى
Janganlah engkau dipalingkan darinya (iman pada hari Kiamat) oleh orang yang tidak beriman padanya dan mengikuti hawa nafsunya sehingga engkau binasa.
(Ṭāhā [20]:16)
0 komentar: