Teguhnya Hamas dalam Gencatan Senjata
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Gencatan senjata penuh dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, tetap menjadi prasyarat Hamas untuk memulai negosiasi perundingan damai dengan Israel, kata Taher Nunu, penasihat media dari ketua biro politik Hamas, kepada Sputnik pada Senin (28/10).
"Sejak awal, kami telah menetapkan empat 'kunci' untuk mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri perang ini. Kunci-kunci itu termasuk gencatan senjata penuh dan penarikan seluruh pasukan dari Gaza, bantuan kemanusiaan serta akses yang bebas, upaya rekonstruksi ... dan akhirnya pertukaran tahanan dengan sandera," kata Nunu saat ditanya tentang tanggapan Hamas terhadap proposal perdamaian dari mediator internasional setelah putaran pembicaraan baru di Qatar.
Keteguhan Hamas pada syarat yang diajukan karena keyakinan pada apa yang tertulis pada Al-Qur'an surat Muhammad ayat 35-36,
Maka janganlah kamu lemah dan mengajak damai, karena kamulah yang lebih unggul, dan Allah (pun) bersama kamu, dan Dia tidak akan mengurangi segala amalmu. (Muhammad: 35)
Kehidupan sejati dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak akan meminta hartamu. (Muhammad: 36)
Di era Rasulullah saw, yang pertama kali menghianati perjanjian Madinah adalah orang Yahudi. Di era sekarang pun, semua perjanjian yang difasilitasi oleh PBB dan Amerika pun, tidak pernah ditepati. Diperintahkan meninggalkan Tepi Barat dan Gaza pun melalui Resolusi Majelis Umum PBB pun tidak ditaati.
Rakyat Palestina sudah menjadikan perjuangan Badai Al-Aqsa merupakan puncak perjuangan yang terakhir. Merdeka atau Mati. Hidup mulia atau mati syahid. Tak ada pilihan selain itu lagi.
Bukankah kehancuran Zionist itu pasti? Bukankah Zionist akan mendapatkan giliran azab yang buruk, Allah pun murka dan mengutuk mereka? Bukankah ketika syahid pun akan meraih surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai?
Bukankah Allah memiliki bala tentara langit dan bumi? Bukankah Allah itu Mahaperkasa? Suasana ini telah menghujam di jiwa raga rakyat Palestina.
Maka, Badai Al-Aqsa harus menjadi momentum sejarah besar abad ini. Meraih kemerdekaan bagi Palestina. Juga, meruntuhkan mindset salah yang telah menghujam di hati Muslimin karena takut mati dan cinta dunia.
0 komentar: