Problem Pribadi Tuntas dengan Menuntaskan Problem Orang Lain
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Saat diri sendiri dihimpit dan didera persoalan, bagaimana cara mendapatkan jalan keluar yang tak terduga? Apa karakter para pemecah masalah? Bagaimana mindset mereka? Belajarlah pada pemuda Musa.
Setelah selamat dari kejaran pasukan Firaun, pemuda Musa mendatangi tempat yang paling banyak didatangi orang. Apa persoalan di tempat tersebut? Mengapa persoalan tersebut terjadi? Lalu proaktif menyelesaikannya.
Pemuda Musa mendatangi sumber air. Dilihatnya kerumunan dan antrian banyak lelaki yang hendak mengambil air. Dilihatnya, ada dua perempuan yang ikut antrian di barisan terakhir. Lalu mendatanginya.
Pemuda Musa tidak merengek dan mengais minta pertolongan. Apalagi memberitakan kesulitan agar orang tergerak untuk membantu. Musa tampil sebagai pribadi yang seolah tidak memiliki persoalan sedikit pun.
"Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekelompok orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat (ternaknya). Dia (Musa) berkata, "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" Kedua (perempuan) itu menjawab, "Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya." (Al-Qasas: 23)
Setelah selesai membantu persoalan kedua perempuan tersebut dengan mengambilkan air. Pemuda Musa berdoa akan kesulitan yang tengah dihadapinya.
"Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan kebaikan apa pun yang Engkau turunkan padaku." (Al-Qasas: 24)
Setelah itu, apa yang terjadi? Allah menuntaskan persoalan pribadi Musa.
"Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan sambil malu-malu, dia berkata, "Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai ketidakseimbangan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami."
"Ketika (Musa) mendatangi ayahnya (Syu'aib) dan dia menceritakan kisahnya (mengenai dirinya), dia (Syu'aib) berkata, "Janganlah kamu takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu." (Al-Qasas: 25)
Pemuda Musa menceritakan persoalan pribadinya hanya kepada ayahnya kedua perempuan tersebut. Membicarakan persoalan hanya kepada orang yang tepat.
0 komentar: