Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Musa
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Demonstrasi merebak di wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Apa penyebabnya? Netanyahu memecat Galant, sang Menteri Pertahanan. Yahudi Haredim dipaksa untuk dinas militer. Perseteruan antara Yahudi Kanan dengan Sekuler. Belum lagi perlakuan istimewa terhadap angkatan udara dan intelijen.
Di saat pertempuran berkecamuk, banyak pemukim illegal Yahudi yang melakukan imigrasi balik dan berminat keluar dari negrinya. Pasukannya banyak yang tidak bertugas saat waktu istirahatnya telah selesai.
Apakah hanya kali ini saja? Di era Nabi Musa pun, saat sedang berjuang menghadapi kezaliman Firaun. Dari kalangan terdekatnya, Qarun, justru menjadi pembela Firaun. Bahkan, di kalangan Bani Israel, mereka terpecah-pecah dalam menyikapi Qarun. Ada yang mendukungnya dan menolaknya?
Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar memperoleh kekayaan yang besar." (Al-Qasas: 79)
Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang memberi dan mengerjakan pengabdian, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar." (Al-Qasas: 80)
Baru saja diselamatkan dari kejaran Firaun. Baru saja melangkahkan kaki menuju Palestina. Bani Israel terpecah kembali. Ada yang ingin menyembah berhala. Ada yang tetap kokoh beriman.
“Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala)”.
Musa menjawab: “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”. Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan.”(Al-‘Araf: 138-139)
Dalam perjalanan menuju Palestina. Allah melimpahkan makanan dan minuman dari surga, Manna dan Salwa. Namun, saat mereka ditinggalkan beberapa hari saja, Bani Israel telah terpecah kembali. Ada yang menyembah patung sapi emas buatan Samiri.
Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Dia (Musa) berkata, "Wahai kaumku! bukankah Tuhanmu telah menjanjikanmu suatu janji yang baik? Apakah terlalu lama masa perjanjian itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpamu, mengapa kamu memutuskanmu dengan aku?" (Taha: 86)
Setelah tiba di Palestina pun, Bani Israel terpecah. Mereka enggan memasuki Palestina. Namun sedikit sekali yang mau memasukinya. Bani Israel, di era kehidupan Nabi Musa pun sangat mudah terpecah belah. Apalagi di era sekarang?
0 komentar: