Perlawanan Bangsa Arab atas Penjajah Zionis Israel di Palestina, sebelum Badai Al-Aqsa
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Secara umum Perlawanan bangsa Arab terhadap penjajah Zionis Israel terbagi tiga tahap. Pertama, negara-negara Arab, yang terdiri dari Mesir, Yordania, Suriah, Lebanon dan Irak bersatu melawan penjajah Zionis Israel yang didukung oleh Amerika dan Inggris.
Kedua, Perlawanan dari tempat pengungsian. Dimana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) melawan di Lebanon dari tempat pengungsiannya. Saat PLO terusir, dilanjutkan oleh Hizbullah.
Ketiga, Perlawanan Rakyat Palestina di Palestina. Dimulai dari gerakan dengan bermodal bebatuan, bom bunuh diri dan perang Gaza. Lebih detailnya sebagai berikut:
A. Perlawanan negara-negara Arab
1. Perang Arab Israel 1948
Perang ini terjadi pada tanggal 15 Mei 1948 – 20 Juli 1949 setelah penjajah Zionis Israel merampas tanah Palestina dan menyatakan kemerdekaannya pada 14 Mei 1948 dengan dukungan PBB dan Inggris.
Sehari kemudian langsung diserbu oleh tentara dari Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan negara Arab lainnya. Namun penjajah Zionis Israel bisa memenangkan peperangan ini dan malah merebut kurang lebih 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina.
Dalam kenyataannya, sejumlah negara Arab memiliki agenda tersendiri. Jordania ingin menguasai Tepi Barat, sementara Suriah menginginkan bagian utara Palestina, termasuk wilayah yang diperuntukkan bagi Yahudi dan Arab.
2. Perang 6 Hari 1967
Perang ini terjadi pada 5–10 Juni 1967 (6 hari). Hasil Kemenangan di pihak penjajah zionist Israel karena berhasil menguasai Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir, Wilayah Tepi Barat (termasuk Yerusalem Timur) dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah
Keberhasilan penjajah Zionis Israel bukan hanya karena hasil dari strategi yang dipersiapkan dengan matang dan dilaksanakan dengan sempurna, tetapi juga disebabkan oleh lemahnya kepemimpinan negara-negara Arab dan lemahnya kepemimpinan serta strategi militernya.
3. Perang Yom Kippur
Perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara Penjajah Zionis Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.
Meskipun Mesir kalah perang lagi tetapi perang ini memiliki prestasi tersendiri. Karena, Mesir sempat berhasil memasuki wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Penjajah Zionis Israel mengundurkan diri dari Port Sa’id. Juga, mengundurkan diri dari seluruh daerah Sinai setelah Mesir sepakat akan membuat bufferzones.
Setelah perang berakhir, banyak terjadi protes di wilayah pendudukan Israel sampai-sampai Perdana Menteri Golda Meir dan Menteri Pertahanan Moshe Dayan dari Partai Buruh serta Panglima Angkatan Bersenjata Israel, David Eliazar, harus mengundurkan diri.
B. Perlawananan dari Pengungsian
1. Invasi Pertama Penjajah Israel ke Lebanon
Lebanon diinvasi untuk pertama kalinya pada 1978 sebagai respons atas serangan kelompok paramiliter Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pasukan Penjajah Zionis Israel memasuki Lebanon selatan dan mundur dua bulan kemudian. Mereka membentuk zona penyangga di wilayah Lebanon, yang diduduki sampai tahun 2000.
3. Invasi terbesar ke Lebanon
Pasukan Israel menembus beberapa garis depan Lebanon dan mampu mencapai pinggiran ibu kota Beirut dalam waktu seminggu. Selama serangan itu, pasukan Israel bertanggung jawab atas pembantaian sejumlah pengungsi Palestina. Israel mundur tiga bulan kemudian dan menciptakan zona penyangga di Lebanon.
4. Musuh Baru Penjajah Israel di Lebanon
Invasi penjajah Zionis Israel pada 1982 berhasil menggusur PLO, yang memindahkan kantor pusatnya dari Lebanon ke Tunisia. Namun setelah itu, kelompok paramiliter Hizbullah dibentuk. Kelompok itu menganggap penjajah Israel sebagai musuh dan berusaha menyerangnya.
Pada April 1996, pasukan Israel menyerang Hizbullah untuk pertama kalinya, sebagai respons atas serangan roket oleh kelompok tersebut. Invasi tersebut berlangsung lebih dari dua pekan.
5. 34 hari perang di Lebanon
Pada Juli 2006, Hizbullah membombardir kota-kota Israel yang kemudian disusul dengan serangan darat ke wilayah Israel. Sejumlah anggota Hizbullah menyerang dua kendaraan militer, menewaskan delapan tentara dan menyandera dua serdadu lainnya.
Israel merespons dengan melakukan serangan udara besar-besaran dan tembakan artileri ke berbagai wilayah Lebanon. Israel juga memblokade wilayah udara dan laut Lebamon, serta invasi darat ke Lebanon selatan. Perang berlangsung selama 34 hari dan berakhir dengan gencatan senjata. Dimana pihak penjajah Israel mengalami kerugian, 121 tentara dan 44 warga sipilnya tewas.
C. Perlawanan Rakyat Palestina di Palestina
1. Intifada Pertama
Gelombang Intifada pertama dikenal dengan nama "perang batu" karena ditandai oleh aksi protes massal warga sipil Palestina melawan pendudukan Israel. Pemicunya adalah tewasnya empat orang warga Gaza dalam tabrakan antara truk militer Israel dengan dua taksi di dekat pintu perbatasan Erez, 8 Desember 1987.
Di tengah eskalasi protes, Hamas awalnya dibentuk sebagai wadah perlawanan damai warga di Jalur Gaza. Paradigma tersebut berubah beberapa bulan kemudian, ketika Hamas menerbitkan sebuah piagam yang menyuarakan jihad bersenjata melawan Israel.
2. Gelombang Bom Bunuh Diri
Hamas menentang Perjanjian Oslo 1993 yang menjamin pengakuan atas negara Israel oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pertentangan menjadi kemelut ketika seorang teroris Yahudi bernama Baruch Goldstein, yang membantai 29 jemaah sebuah masjid di Hebron pada 25 Februari 1994.
Buntutnya, Hamas melancarkan serangan balas dendam dengan mengirimkan gelombang bom bunuh diri yang untuk pertama kalinya diniatkan membunuh warga sipil di Israel. Memburuknya situasi keamanan ikut melumpuhkan proses negosiasi untuk mengimplementasikan kesepakatan Oslo.
Pada 1997, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu perintahkan dinas rahasia Mossad membunuh petinggi Hamas, Khaled Mashaal, dengan menggunakan racun di Yordania. Namun upaya asasinasi digagalkan aparat Yordania. Israel akhirnya bersedia memberikan obat penawar bagi Mashaal dan membebaskan Yassin dari penjara.
3. Intifada Kedua
Pada Akhir September 2000, pemimpin oposisi Israel, Ariel Sharon, memercik api saat mengunjungi Bukit Bait Suci yang cepat menjalar menjadi gelombang Intifada Kedua.
Pada hari kedua kunjungan Sharon, massa Palestina mengerubungi lokasi unrtuk berdemonstrasi. Aksi kepolisian Israel saat itu menewaskan empat warga dan melukai sekitar dua ratus lainnya. Akibatnya, protes menjalar di Tepi Barat Yordan dan Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, antara 2000 dan 2004 Hamas melancarkan 425 serangan yang menewaskan 377 warga sipil dan tentara Israel, serta menyebabkan 2076 korban luka.
3. Pemilu 2006
Pada tahun 2006, pemilu Palestina diselenggarakan dengan tujuan pendirian negara Palestina. Kelompok Hamas memenangkan mayoritas suara sebesar 44 persen. Penjajah Zionis Israel dan AS menolak mengakui hasil pemilu karena sikap Hamas yang saat itu masih menolak keberadaan penjajah Zionis Israel.
4. Perang Gaza I
Setelah gencatan senjata yang berlangsung singkat, Hamas kembali menyerang Israel dengan roket pada pertengahan tahun 2008. Israel bereaksi dengan melancarkan operasi militer pada 27 Desember yang diawali dengan serangan udara dan dilanjutkan invasi darat di Gaza.
Menurut organisasi kemanusiaan Palestina, PCHR, sebanyak 1417 orang tewas akibat bom Israel, 926 di antaranya adalah warga sipil. Israel sebaliknya mencatat 1166 korban jiwa di pihak Palestina, dengan 295 jumlah warga sipil.
5. Perang Gaza II
Pada 14 November 2012, perang kembali meletus dan berlangsung selama delapan hari, setelah Israel melancarkan operasi militer di Jalur Gaza. Menurut Israel, serangan dilakukan sebagai respons terhadap penembakan lebih dari 100 roket oleh Hamas.
Tidak lama berselang, pada tanggal 29 November 2012 Palestina diangkat sebagai negara pemantau "non-anggota" oleh 138 negara dari 193 negara peserta Sidang Umum PBB. Sejak itu, otoritas di Tepi Barat secara resmi menyebut diri sebagai "negara Palestina."
6. Perang Gaza III
Menyusul serangan roket bertubi-tubi dari Jalur Gaza, Israel membalas dengan serangan udara yang dimulai pada 8 Juli 2014. Beberapa hari kemudian, Israel melancarkan serangan darat yang berakhir lewat gencatan senjata pada 26 Agustus.
7. Perang Gaza IV
Tanggal 10 Mei 2021 menandakan konflik terbuka antara Hamas dan Israel, menyusul ketegangan di Yerusalem Timur. Perang dipicu peristiwa penggusuran rumah warga Palestina di Sheikh Jarrah dan bentrokan antara demonstran dan kepolisian Israel di Bukit Bait Suci dan Masjid al-Aqsa.
Perang baru berakhir pada 21 Mei 2021 dengan gencatan senjata. Di akhir konflik, sebanyak 256 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak. Sementara di pihak Israel, sebanyak 13 warga tewas, termasuk dua orang anak-anak.
0 komentar: