Penjajah Zionis Israel Sangat Rentan Ditinggalkan Warganya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Jerusalem Post , surat kabar berbahasa Inggris yang diterbitkan dari Yerusalem yang diduduki, mengungkapkan bahwa penjajah Israel sedang menyaksikan emigrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam tujuh bulan pertama tahun 2024, 40.600 orang meninggalkan negara itu, rata-rata 2.200 orang per bulan lebih banyak dari tahun 2023, dengan membawa serta uang, gelar akademis, dan keterampilan profesional mereka. Dengan uang yang dibawa keluar sebesar ratusan trilyun rupiah.
Komposisi pemukim Zionis Israel yang beremigrasi pada 2023,
1. 39 persen dari Tel Aviv dan wilayah tengah
2. 28 persen dari Haifa dan Utara
3. 15 persen dari selatan
4. 13 persen dari Yerusalem
5. 5 persen dari Tepi Barat
Sebagian besar yang beremigrasi ke luar negri pada 2023 bukan berasal dari daerah yang bersinggungan langsung dengan front pertempuran. Artinya, pemukim Yahudi sangat rentan untuk pergi dari wilayahnya sendiri.
Bagaimana di 2024, saat penjajah Zionis Israel mengembangkan front pertempuran di Gaza, Lebanon dan Tepi Barat? Ditambah krisis politik dan keamanan yang terus meningkat karena serangan roket dan drone dari faksi-faksi perlawanan hingga menembus Tel Aviv? Ternyata 25 persen pemukim Yahudi ingin keluar dari wilayahnya.
Mengapa pemukim illegal Zionis Israel sangat mudah beremigrasi? Sebab, tanah dan rumah yang mereka tempati hasil rampasan dari rakyat Palestina. Juga, sebagian besar memiliki kewarganegaraan ganda, sehingga bisa kembali ke tempat asalnya saat penjajah Zionis Israel tidak lagi bisa menjamin keamanan dan ekonominya.
Pemukim illegal Zionis Israel juga merasa tidak memiliki identitas diri di negaranya sendiri. Sebab, status bangsa Israel tidak diakui oleh hukum, yang diakui hanya sebagai bangsa Yahudi. Bagaimana mau menyatukan warga negara dengan negaranya?
0 komentar: