Melaksanakan Perintah Allah, Seperti Keberanian Nabi Musa Menghadapi Firaun
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Yang terjadi di alam semesta dianggap mengikuti logika, ilmu, persepsi, ikhtiar, dan prasangka manusia. Manusia terjebak dalam kubangan ini. Padahal yang terjadi mengikuti garis takdir yang telah ditetapkan Allah.
Nabi Musa diawal menerima wahyu pun terjebak dalam prasangkanya sendiri saat diperintahkan untuk menemui Firaun. Ada kekhawatiran dibunuh bila mendatangi Firaun dalam rangka mengajak beriman kepada Allah.
Bukankah Firaun mengaku tuhan? Kejam dan bengis? Kekuasaannya tidak terbatas? Allah meneguhkan hati Nabi Musa bahwa Dia bersamanya dan mendengar semua perkataan yang terjadi bersama Firaun. Nabi Musa akhirnya memberanikan diri mendatangi Firaun.
Berinteraksilah dengan perintah Allah seperti Nabi Musa. Saat perintah datang, kerjakanlah. Jangan pedulikan resiko dan ketakutan yang bermunculan. Sebab, bila mengikuti perintah Allah, maka Allah yang akan menyelesaikan semua urusan para hamba-Nya.
Mari membuka lembaran kisah Nabi Musa di surat Asy-Syu'ara,
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya), “Datangilah kaum yang zalim itu, (Asy-Syu'ara: 10)
(yaitu) kaum Fir'aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?” (Asy-Syu'ara: 11)
Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, sungguh, aku takut mereka akan mendustakan aku, (Asy-Syu'ara: 12)
sehingga dadaku terasa sempit dan lidahku tidak lancar maka utuslah Harun (bersamaku). (Asy-Syu'ara: 13)
Sebab aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku." (Asy-Syu'ara: 14)
(Allah) berfirman, "Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu)! Maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sungguh, Kami bersamamu mendengarkan (apa yang mereka katakan), (Asy-Syu'ara: 15)
maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan katakan, "Sesungguhnya kami adalah rasul-rasul Tuhan seluruh alam, (Asy-Syu'ara: 16)
Lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama kami.” (Asy-Syu'ara: 17)
0 komentar: