Krisis Tentara Bani Israel di era Thalut dan Penjajah Zionis Israel pada Badai Al-Aqsa
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Dihadapan sang Nabi, Bani Israel meminta agar perang segera dikobarkan. Sang Nabi mengangkat Thalut sebagai pemimpin peperangan. Namun mereka menolaknya karena tak memenuhi syarat dari kebangsawanan dan kekayaannya. Apakah perang membutuhkan kriteria?
Dengan perjuangan yang cukup berat, sang Nabi menjelaskan kriteria sang pemimpin. Harus sosok yang berilmu dan kuat. Tanda bahwa Allah telah memilihnya dengan menjelaskan adanya Tabut yang berisi Taurat dan peninggalan keluarga Musa dan Harun.
Akhirnya, Bani Israel yakin dengan penjelasan sang Nabi. Berangkatlah ribuan pemuda Bani Israel untuk melawan pasukan Jalut. Namun apa yang terjadi? Ternyata tersisa hanya tinggal ratusan orang saja. Ribuan Bani Israel lari mundur dari medan pertempuran. Bani Israel memang tak memiliki mental bertempur yang kuat.
Bagaimana dengan kondisi saat ini? Sekarang, setahun berperang, 12.000 tentara Zionis penjajah Israel cedera. Setiap bulan, ribuan tentaranya cedera. Mereka yang diistirahatkan dari pertempuran, dari 30 orang hanya 6 yang mau bertempur kembali. Berarti hanya 20% yang siap berperang kembali.
Berarti bila jumlah tentara reguler dan cadangan Zionis Israel berjumlah 600.000 orang maka yang siap bertempur kembali hanya 120.000 orang. Bila setiap bulan dikurangi 1.000 karena cedera. Juga, seandainys konsisten setiap tentara yang beristirahat hanya 20% yang mau berperang kembali, maka ditahap ke dua pertempuran pun, jumlah tentara Zionis penjajah Israel hanya tinggal puluhan ribu saja.
Bagaimana dengan sumber rekrutment tentara baru? Untuk memenuhi 7.000 tentara saja sangat sulit. Dari 13.000 calon yang memenuhi syarat untuk dinas militer hanya 1.200 orang.
Dari yang layak untuk dinas militer, Harian Yediot Aharonot mengungkapkan melalui laporan tersebut bahwa satu dari tiga orang yang dicari untuk dinas militer tidak masuk kantor dalam jangka waktu yang lama sekali. Berarti dari 1.200 orang hanya 800 yang melanjutkan dinas militer.
Sebanyak 15 persen tentara bahkan keluar selama dinas militer dan tidak bertugas di cadangan sama sekali. Sementara jumlah mereka yang menerima pembebasan bertempur karena alasan medis dan psikologis melonjak dari 4 menjadi 8 persen sebelum dinas.
Dengan kondisi ini, yang siap bertempur dari 800 orang. Lalu. hanya sekitar 600 yang maju ke medan tempur. Bila dihitung dari 13.000 orang yang diseleksi hanya 600 orang yang mau bertempur. Atau, 5% saja dari mereka yang dianggap layak berperang.
Sekarang, Yahudi Haredim yang berjumlah 13% dari keseluruhan pemukim illegal Yahudi dipaksa untuk berperang. Berarti 87% pemukim illegal yang ada sudah tidak mampu mendukung kebutuhan tentara untuk berperang di Gaza dan Lebanon. Bagaimana bila pertempuran meluas? Seberapa lama penjajah Zionis Israel kuat untuk menjajah Palestina?
0 komentar: