Fokus Keilmuan Nabi Musa dan Harun
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bapak dan anaknya menjadi Nabi dan Rasul cukup banyak kisahnya. Seperti, Ibrahim bersama Ismail dan Ishaq. Yakub bersama Yusuf. Daud bersama Sulaiman. Zakari bersama Yahya. Namun bila saudara kandung menjadi Nabi dan Rasul, hanya pada kisah Nabi Musa dan Harun.
Saat Nabi Musa diangkat menjadi Nabi dan Rasul, beliau memohon kepada Allah agar saudaranya, Harun, diangkat pula menjadi Nabi dan Rasul, sebagai wazirnya. Allah pun mengabulkannya.
Banyak kisah perjalanan dakwah Nabi Musa dan Harun yang diungkap, dari menghadap Firaun di istana, menghindari kejaran Firaun dan pasukannya, hingga menghadapi kedurhakaan Bani Israel selama perjalanan dari Mesir ke Palestina.
Namun, jarang yang mengkisahkan bagaimana perjalanan keilmuan mereka berdua? Dalam surat Al-Furqan ayat 35 - 40, Allah memaparkan perjalanan keilmuan mereka berdua. Mereka bahu membahu juga dalam mengarungi samudera ilmu dan hikmah. Allah mengkhususkan perkelanaan ilmunya kepada kaum dan negri yang telah dihancurkan karena kedurhakaannya.
"Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wazir (pembantu)." (Al-Furqan: 35)
"Kemudian Kami berfirman (kepada keduanya), "Pergilah kamu berdua kepada kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami." Lalu Kami hancurkan mereka dengan sehancur-hancurnya." (Al-Furqan: 36)
"Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami menenggelamkankam mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih;" (Al-Furqan: 37)
"dan (telah Kami binasakan) kaum 'Ä€d dan Samud dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu." (Al-Furqan: 38)
"Dan masing-masing telah Kami jadikan perampamaan dan masing-masing telah Kami hancurkan sehancur-hancurnya." (Al-Furqan: 39)
Dan sungguh, mereka (kaum musyrik Mekkah) telah melalui negeri (Sodom) yang (dulu) dijatuhi hujan yang buruk (hujan batu). Tidakkah mereka menyaksikannya? Bahkan mereka sebenarnya tidak mengharapkan hari kebangkitan. (Al-Furqan: 40)
Di ayat 40, Allah menyindir kaum Musyrikin Mekah, mengapa tidak bisa mengambil pelajaran seperti Nabi Musa dan Harun yang juga telah melalui negri-negri yang dihancurkan Allah akibat kedurhakaannya kepada Allah.
0 komentar: