basmalah Pictures, Images and Photos
November 2024 - Our Islamic Story

Choose your Language

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Yaqub Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apakah Zionis Yahudi itu kokoh? Sejak  generasi awalnya, san...

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Yaqub

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Apakah Zionis Yahudi itu kokoh? Sejak  generasi awalnya, sangat mudah terpecah belah. Dalam menyikapi satu persoalan saja, mereka selalu terpecah. Dalam setiap persoalan, mereka selalu terpecah. Apalagi setelah jauh dari leluhur awalnya?

Bani Israel merupakan keturunan langsung dari Nabi Yaqub. Bagaimana  generasi awalnya? Biasanya, generasi awal merupakan generasi yang terpilih dan kokoh. Namun tidak bagi generasi  awal Bani Israel. Bila seperti ini, Bani Israel tidak memiliki model yang tepat untuk membangun peradabannya.

Di surat Yusuf, Allah mengkisahkan perpecahan di generasi awal Bani Israel. Berikut kisahnya, 

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud berbaring." (Yusuf: 4)

Dia (ayahnya) berkata, "Wahai anakku! Janganlah kau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia." (Yusuf: 5)

Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang bertanya. (Yusuf: 7)

Ketika mereka berkata, "Sejujurnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata, (Yusuf: 8)

Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tercurah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik." (Yusuf: 9)

Bunuh dan usir pun telah diterapkan terhadap saudaranya sendiri. Apabila terhadap bangsa lain? Seperti genosida Penjajah Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Namun sekuat apapun Penjajah Zionis Israel tetap lemah, karena rapuh dalam perseteruan internalnya. Itulah takdirnya.

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Demonstrasi merebak di wilayah pendudukan penjajah Zionis Isr...

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Demonstrasi merebak di wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Apa penyebabnya? Netanyahu memecat Galant, sang Menteri Pertahanan. Yahudi Haredim dipaksa untuk dinas militer. Perseteruan antara Yahudi Kanan dengan Sekuler. Belum lagi perlakuan istimewa terhadap angkatan udara dan intelijen.

Di saat pertempuran berkecamuk, banyak pemukim illegal Yahudi yang melakukan imigrasi balik dan berminat keluar dari negrinya. Pasukannya banyak yang tidak bertugas saat waktu istirahatnya telah selesai. 

Apakah hanya kali ini saja? Di era Nabi Musa pun, saat sedang berjuang menghadapi kezaliman Firaun. Dari kalangan terdekatnya, Qarun, justru menjadi pembela Firaun. Bahkan, di kalangan Bani Israel, mereka terpecah-pecah dalam menyikapi Qarun. Ada yang mendukungnya dan menolaknya?

Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar memperoleh kekayaan yang besar." (Al-Qasas: 79)

Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang memberi dan mengerjakan pengabdian, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar." (Al-Qasas: 80)

Baru saja diselamatkan dari kejaran Firaun. Baru saja melangkahkan kaki menuju Palestina. Bani Israel terpecah kembali. Ada yang ingin menyembah berhala. Ada yang tetap kokoh beriman.

“Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala)”.

Musa menjawab: “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”. Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan.”(Al-‘Araf: 138-139)

Dalam perjalanan menuju Palestina. Allah melimpahkan makanan dan minuman dari surga, Manna dan Salwa. Namun, saat mereka ditinggalkan beberapa hari saja, Bani Israel telah terpecah kembali. Ada yang menyembah patung sapi emas buatan Samiri.

Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Dia (Musa) berkata, "Wahai kaumku! bukankah Tuhanmu telah menjanjikanmu suatu janji yang baik? Apakah terlalu lama masa perjanjian itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpamu, mengapa kamu memutuskanmu dengan aku?" (Taha: 86)

Setelah tiba di Palestina pun, Bani Israel terpecah. Mereka enggan memasuki Palestina. Namun sedikit sekali yang mau memasukinya. Bani Israel, di era kehidupan Nabi Musa pun sangat mudah terpecah belah. Apalagi di era sekarang?

Ketimpangan Pasukan Udara dan Darat  Militer Penjajah Zionis  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Gaza sudah dikepung dari semua penjuru,...

Ketimpangan Pasukan Udara dan Darat  Militer Penjajah Zionis 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Gaza sudah dikepung dari semua penjuru, laut, udara, dan darat. Tembok benteng yang tinggi, tebal, dan dalam telah dibangun. Tak ada yang bisa mendekati benteng tersebut. Karena dalam jarak 1-1,5 KM dari tembok dijadikan daerah tertutup militer. Ada yang bergerak akan langsung dibunuh dengan senapan otomatis.

Jadi, darimana datangnya serangan? Hanya dari udara saja. Iron Dome sebuah infrastruktur pertahanan udara telah dibangun bersama Amerika.  Intelejen, infrastruktur dan teknologi  pasukan udara menjadi yang tercanggih di dunia. Rasa aman telah tercipta sempurna. Tiba-tiba, infrastruktur militer yang tercanggih justru menjadi kesalahan militer penjajah Zionis Israel.

Rakyat Palestina menembus langit penjajah Zionis Israel dengan roket yang berharga jutaan. Penjajah Zionis mengintersepsi dengan misil Iron Dome yang harga satunya hingga milyaran rupiah. Itu keefektifannya hanya 90%. Itupun tak bisa menghalau serangan roket yang jumlahnya sangat banyak di saat bersamaan. Itu pun tak efektif yang kecepatannya supersonik dan drone berenergi listrik.

Kemenangan militer ternyata bukan dari infrastruktur udara dan intelejen. Ternyata dari kekuatan pasukan darat.  Namun, pasukan darat selama ini justru "ditelantarkan". Kekalahan telak penjajah Zionis Israel justru di pasukan daratnya. Mengapa terjadi?

Sosiolog Nadav Haitsni, yang menulis di Israel Today, merujuk pada buku “Tentara Teknologi Tinggi dan Tentara Kavaleri”, yang menggambarkan distorsi yang dalam pada tentara Israel di generasi terakhirnya, dan bagaimana distorsi ini telah menciptakan dua tentara yang berbeda, “yang satu gemerlap dan banyak prestasi, dan yang lainnya terabaikan, tentara darat” .

“Kita tahu berita utama tentang pelaksanaan pertempuran darat, tetapi rinciannya mengejutkan dan masih sangat mengganggu. Apa yang kita sebut sebagai tentara darat telah surut menjadi tidak relevan, divisi infanteri, termasuk pasukan terjun payung dan Brigade Golani, lapis baja, artileri, dan teknik semuanya telah diabaikan, sementara angkatan udara, intelijen, dan unit-unit khusus telah dikembangkan dan berubah menjadi tentara yang digunakan hampir secara eksklusif.”

Membangun angkatan darat semakin sulit karena semakin sedikit sumber rekrutment tentara darat. Penyebabnya, migrasi balik, yang tidak nyaman menjadi pemukim illegal,  penyintas trauma dan kelelahan perang  terus bertambah dan mendera pemukim illegal Zionis Yahudi. Krisis politik dan ketidaksetaraan menanggung kewajiban berperang, semakin memperparah semangat untuk bertempur. 

Pada sisi lain kebutuhan rekrutmen pasukan darat semakin banyak dan luas. Penyebabnya, front pertempuran semakin meluas, penjagaan di perbatasan harus lebih intensif agar peristiwa Badai Al-Aqsa tidak terjadi lagi, dan untuk memulihkan rasa damai dalam jangka panjang bagi para pemukim illegal Zionis Yahudi.

Krisis Tentara Bani Israel di era Thalut dan Penjajah Zionis Israel pada Badai Al-Aqsa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dihadapan sang...

Krisis Tentara Bani Israel di era Thalut dan Penjajah Zionis Israel pada Badai Al-Aqsa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dihadapan sang Nabi, Bani Israel meminta agar perang segera dikobarkan. Sang Nabi mengangkat Thalut sebagai pemimpin peperangan. Namun mereka menolaknya karena tak memenuhi syarat dari kebangsawanan dan kekayaannya. Apakah perang membutuhkan kriteria?

Dengan perjuangan yang cukup berat, sang Nabi menjelaskan kriteria sang pemimpin. Harus sosok yang berilmu dan kuat. Tanda bahwa Allah telah memilihnya dengan menjelaskan adanya Tabut yang berisi Taurat dan peninggalan keluarga Musa dan Harun. 

Akhirnya, Bani Israel yakin dengan penjelasan sang Nabi. Berangkatlah ribuan pemuda Bani Israel untuk melawan pasukan Jalut. Namun apa yang terjadi? Ternyata tersisa hanya tinggal ratusan orang saja. Ribuan Bani Israel lari mundur dari medan pertempuran. Bani Israel memang tak memiliki mental bertempur yang kuat.

Bagaimana dengan kondisi saat ini? Sekarang, setahun berperang, 12.000 tentara Zionis penjajah Israel cedera. Setiap bulan, ribuan tentaranya cedera. Mereka yang diistirahatkan dari pertempuran, dari 30 orang hanya 6 yang mau bertempur kembali. Berarti hanya 20% yang siap berperang kembali.

Berarti bila jumlah tentara reguler dan cadangan Zionis Israel berjumlah 600.000 orang maka yang siap bertempur kembali hanya 120.000 orang. Bila setiap bulan dikurangi 1.000 karena cedera. Juga, seandainys konsisten setiap tentara yang beristirahat hanya 20% yang mau berperang kembali, maka ditahap ke dua pertempuran pun, jumlah tentara Zionis penjajah Israel hanya tinggal puluhan ribu saja.

Bagaimana dengan sumber rekrutment tentara baru? Untuk memenuhi 7.000 tentara saja sangat sulit. Dari 13.000 calon yang memenuhi syarat untuk dinas militer hanya 1.200 orang.

Dari yang layak untuk dinas militer, Harian Yediot Aharonot mengungkapkan melalui laporan tersebut bahwa satu dari tiga orang yang dicari untuk dinas militer tidak masuk kantor dalam jangka waktu yang lama sekali. Berarti dari 1.200 orang hanya 800 yang melanjutkan dinas militer. 

Sebanyak 15 persen tentara bahkan keluar selama dinas militer dan tidak bertugas di cadangan sama sekali. Sementara jumlah mereka yang menerima pembebasan bertempur karena alasan medis dan psikologis melonjak dari 4 menjadi 8 persen sebelum dinas.

Dengan kondisi ini, yang siap bertempur dari 800 orang. Lalu. hanya sekitar 600 yang maju ke medan tempur. Bila dihitung dari 13.000 orang yang diseleksi hanya 600 orang yang mau bertempur. Atau, 5% saja dari mereka yang dianggap layak berperang.

Sekarang, Yahudi Haredim yang berjumlah 13% dari keseluruhan pemukim illegal Yahudi dipaksa untuk berperang. Berarti 87% pemukim illegal yang ada sudah tidak mampu mendukung kebutuhan tentara untuk berperang di Gaza dan Lebanon. Bagaimana bila pertempuran meluas? Seberapa lama penjajah Zionis Israel kuat untuk menjajah Palestina?

Menonton yang Tercatat di Lauhul Mahfudz  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Menjalani hidup seperti menonton filem tentang diri sendiri...

Menonton yang Tercatat di Lauhul Mahfudz 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Menjalani hidup seperti menonton filem tentang diri sendiri. Menunggu kematian sambil menonton catatan Lauhul Mahfudz tentang diri sendiri. Namun, kita tidak tahu kapan filem ini berakhir.

Memutar memori masa lalu, seperti memutar kembali filem yang telah ditonton. Menyaksikan catatan Lauhul Mahfudz yang telah tertulis. Membuka tabir bagaimana Qalam diperintahkan untuk menulis takdir di alam semesta.

Menjalani hidup seperti menonton lembaran yang tertulis di Al-Qur'an. Semua Firman Allah sangat nyata. Semua Firman-Nya terjadi. Tak ada yang dongeng. Tak ada yang tidak benar. 

Semua perjalanan diri sesuai yang tertulis di Al-Qur'an. Menang dan kalah.  Kaya dan miskin. Bahagia dan sedih, seperti yang tertulis di Al-Qur'an. Seluruhnya tak bisa keluar dari garis yang tertulis di Al-Qur'an.

Lauhul Mahfudz menulis catatan semua ciptaan Allah di alam semesta. Dari debu hingga galaksi. Dari inti atom hingga matahari. Dari aliran air hingga kisaran angin. Dari virus dan bakteri hingga manusia. Sekarang, catatan Lauhul Mahfudz sedang kita saksikan.

Al-Qur'an adalah filosofi dari Lauhul Mahfudz. Al-Qur'an adalah prinsip dasar dari Lauhul Mahfudz yang dijelaskan untuk seluruh manusia dan alam. 

Yang memahami hukum dan prinsip Al-Qur'an, lalu melaksanakannya, maka dia akan mengenggam dunia dan akhirat, mengenggam kekayaan dan kekuasaannya. Juga, menggengam hati, akal dan perasaan seluruh yang ada di kehidupan ini.

Satu Bangsa, Satu Tempat di Surga Oleh: Nasrulloh Baksolahar Telah setahun lebih Zionist melakukan agresi dan genosida ke Gaza. ...

Satu Bangsa,
Satu Tempat di Surga


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Telah setahun lebih Zionist melakukan agresi dan genosida ke Gaza. Apa hasilnya? Sekutu Zionist dan kalangan internalnya sendiri hanya bisa mengatakan, tidak ada kemenangan apa pun.

Di Gaza Utara, Zionist sudah 3 kali melakukan genosida. Dari Desember 2023, Mei dan sejak Oktober 2024,  dengan mengerahkan 50.000 pasukan, ratusan tank dan kendaraan militer. Padahal luasnya hanya 1,5 km persegi. 

Targetnya, pemusnahan langsung warga Palestina. Seluruh lingkungan dan infrastruktur dihancurkan, ribuan orang terbunuh dan terluka, dan puluhan ribu orang mengalami pembersihan etnis. berhasilkah? 

Namun, 400.000 rakyat Palestina masih bertahan. Sekarang badan PBB yang mengurus pengungsi Palestina, UNRWA,  dibekukakan operasinya. Bantuan kemanusiaan dihentikan. Tak ada lagi yang mensupport rakyat Palestina.

Dalam kondisi seperti ini, rakyat Palestina telah kalah? Allah selalu memberikan kemenangan yang nyata dan pertolongan yang kuat bagi yang mukminin. Hanya bagi Mukminin saja.  Apa bentuknya bagi rakyat Palestina?

Penderitaan yang dialami rakyat Palestina telah menghapus dosa-dosanya di masa lalu dan masa depan. Tetap teguh pada jalan perjuangan. Tetap lurus pada cita-citanya. Jiwanya tetap merdeka, di saat masyarakat dunia diperbudak oleh Zionist karena takut dengan kekuatan militer dan ekonominya.

Rakyat Palestina tetap berada di tanah airnya. Tak ada yang ingin keluar dari Palestina. Walaupun Gaza Utara hendak dijadikan daerah militer tertutup oleh Zionist, mereka tetap teguh. Inilah ketentraman yang diturunkan Allah. Walaupun dikepung oleh 50.000 pasukan Zionist, namun rakyat Palestina mampu membunuh banyak perwira Zionist.

Andai seluruh rakyat Palestina syahid, apakah kalah? Allah telah menjadikan satu bangsa Palestina sebagai ahli surga seluruhnya. Betapa bahagianya, berkumpul satu bangsa dalam satu tempat di surga? Itulah keberuntungan yang nyata.


Surat Al-Fath

Sungguh, Kami telah memberikan kepada Anda kemenangan yang nyata. (Al:Fath: 1)

Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan kenikmatan-Nya atasmu dan menunjukimu ke jalan yang lurus, (Al-Fath: 2)

dan agar Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (Al-Fath: 3)

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana, (Al-Fath: 3)

Agar Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di dasar sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu menurut Allah suatu keuntungan yang besar, (Al-Fath: 4)

Zionist Israel Mencontek Genosida Oleh Eropa di Benua Amerika dan Australia Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Dia (Balqis) berkata, &q...

Zionist Israel Mencontek Genosida Oleh Eropa di Benua Amerika dan Australia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Dia (Balqis) berkata, "Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat. (An-Naml: 34)


Saat Columbus tiba di Amerika di abad ke 18. Benua ini sudah dihuni oleh 40 juta jiwa suku Indian yang hidup ribuan tahun di Amerika. Sekarang abad ke 21, berapa yang tersisa? Hanya 3-5 juta jiwa. Kemana sisanya? Dibunuh dengan ragam cara.

Tanah suku Indian dirampas. Kekayaannya dirampok. Mereka hanya diberikan sisa di daerah-daerah konservasi seperti kebun binatang di tengah kota. Anehnya, mengapa ada hari kemerdekaan Amerika? 

Saat James Cook tiba di Australia di abad ke 18. Benua ini sudah dihuni oleh hampir 2 juta suku Aborigin yang telah tinggal ribuan tahun di Australia. Sekarang abad ke 21, berapa yang tersisa, sekitar 60.000 orang saja. Kemana sisanya? Dibunuh dengan beragam cara.

Tanah suku Aborigin dirampas. Kekayaannya dirampok. Mereka hanya diberikan sisa di daerah-daerah konservasi seperti kebun binatang di tengah kota. Anehnya, mengapa ada hari kemerdekaan Australia?

Sekarang Penjajah Zionis Israel datang dari seluruh penjuru dunia ke tanah Palestina, yang didukung oleh Amerika, Inggris, Jerman, Australia dan sekutunya. Datang dengan merampas tanah Palestina, lalu menyatakan diri sebagai penduduk asli, juga menyatakan ada hari Kemerdekaan?

Rakyat Palestina berjuang untuk mengambil kembali tanahnya. Mengapa disebut terorisme? Mengapa tak ada yang mendukungnya? Mengapa justru diblokade dan bantuannya dibatasi?

Saat Eropa Memasuki Suatu Wilayah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Paul M Cobb, penulis dalam Race for Paradise: An Islamic History of...

Saat Eropa Memasuki Suatu Wilayah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Paul M Cobb, penulis dalam Race for Paradise: An Islamic History of the Crusades , mengatakan, Perang Salib tak ubahnya invasif yang dilakukan orang-orang pinggiran terhadap penduduk yang lebih maju dan berkembang. Maka dari itu, serangan pasukan melintasi Yerusalem pada 7 Juni 1099 menimbul kan trauma bagi kaum Muslimin.

Graham E Fuller, guru besar sejarah dari Simon Fraser University, dalam A World Without Islam mengatakan, orang-orang Kristen yang sampai ke Yerusalem saat itu umumnya adalah orang-orang bodoh serta bingung secara budaya dan geografis.

Tak sedikit dari mereka yang datang dalam keadaan lapar, sehingga terdorong nafsu untuk melakukan kekejaman dalam skala masif di negeri orang. Bahkan, muncul pula kasus kanibalisme.

Bagaimana setelah itu? Bangsa Eropa menginjakkan kaki ke sebuah wilayah yang baru. Apa yang dilakukannya? Mengambil tanah penduduk asli. Merampas kekayaannya. Membunuh dan merendahkan penghuninya. Itulah yang sangat kasat mata terjadi di benua Amerika dan Australia.

Bagaimana saat Perancis menginjakkan kaki ke Aljazair?Sedikitnya lima juta orang terbunuh dan ratusan ribu lainnya terluka selama perjuangan kemerdekaan.

Kejahatan lainnya termasuk penyiksaan, pembunuhan, pengusiran penduduk asli, pengingkaran hak-hak paling dasar, uji coba nuklir, penyitaan tanah pertanian yang subur, dan penjarahan kekayaan serta sumber daya negara Afrika Utara yang tidak diketahui secara luas.

Saat Italia memasuki Libya, apa yang dilakukan? Lebih dari 80.000 orang Cyrenaica tewas. Penjajah Italia juga melakukan kejahatan perang selama konflik ini, seperti penggunaan senjata kimia, penghukuman mati lawan yang menyerah, dan pembantaian rakyat. 

Mengusir 100.000 orang Bedouin di Cyrenaica (sekitar setengah penduduk Cyrenaica) agar wilayah mereka dapat dijadikan wilayah permukiman para penjajah Italia.


Pelaku Genosidanya Penjajah Zionis, Yang Sibuk Melindungi Amerika  Sejak awal agresi Zionis Israel ke Gaza, Presiden Amerika yan...

Pelaku Genosidanya Penjajah Zionis, Yang Sibuk Melindungi Amerika 


Sejak awal agresi Zionis Israel ke Gaza, Presiden Amerika yang sibuk mencari pembenaran perlunya Penjajah Zionis Israel menyerang Gaza, padahal data yang didapatkan adalah data palsu seperti saat Amerika menyerang Iraq dan Afghanistan.

Sekarang saat Iran akan membalas serangan Penjajah Zionis Israel yang telah menghancurkan kedaulatan udara Iran, menghancurkan kedutaan besarnya, membunuh para komandan dan tamu agungnya, Amerika justru mengancam Iran bila menyerang Penjajah Zionis Israel. Itulah kemunafikan para penguasa adi daya.

Amerika menekan Iran dengan mengirimkan sistem pertahanan udara tercanggihnya yang dioperasikan langsung oleh pasukannya. Juga beragam infrastruktur lainnya.

Amerika Serikat (AS) terus mengulang-ulang narasi dengan memperingatkan Iran agar tidak membalas serangan Israel beberapa waktu lalu. Hal itu kembali disampaikan Pentagon (markas besar Departemen Pertahanan AS) pada Senin (4/11/2024). Lalu, benarkah narasi yang berulang tersebut bentuk ketakutan AS dan Israel terhadap serangan balasan dari Iran?

"Saya rasa, sebagai Pemerintah AS, kami sudah sangat jelas bahwa menurut kami Iran tidak perlu membalas tindakan balasan Israel," kata juru bicara Pentagon, Pat Ryder, kepada wartawan. “Jika mereka memilih untuk melakukannya, kami, tentu saja, akan mendukung Israel dan perlindungannya,” tambahnya.

Pada Jumat (1/11/2024) malam, Pentagon mengumumkan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal perusak pertahanan rudal balistik tambahan, skuadron jet tempur, dan pesawat tanker ke Timur Tengah. Selain itu, kata Pentagon, AS mengerahkan sejumlah pesawat pengebom jarak jauh B-52 milik Angkatan Udara ke wilayah tersebut.

Pasukan AS tersebut, kata Ryder, akan mulai berdatangan dalam beberapa bulan mendatang. “Gugus Tugas Kapal Induk USS Abraham Lincoln bersiap untuk berangkat, dan beberapa sudah mulai bergerak menuju wilayah tersebut, yang ditandai dengan kedatangan pengebom B-52 akhir pekan ini,” ujarnya.

AS mengerahkan pasukan ke kawasan itu untuk menjaga kemampuan perlindungan pasukan AS dan mendukung konservasi Israel. "Kami siap mendukung pertahanan Israel dan mendorong Iran untuk tidak melancarkan serangan balasan dalam bentuk apa pun," kata Ryder.

Genosida Penjajah Zionis Israel Seperti Penjajahan Italia di Libiya Genosida Libya adalah konflik panjang yang melibatkan milite...

Genosida Penjajah Zionis Israel Seperti Penjajahan Italia di Libiya


Genosida Libya adalah konflik panjang yang melibatkan militer Kerajaan Penjajah Italia melawan Pejuang Islam yang dipimpin oleh tarikat Senussi di Libya dari tahun 1923 hingga 1932 Perjuangan Islam ini berakhir setelah pemimpin tarikat Senussi, Omar Mukhtar, ditangkap dan dihukum gantung.

Genosida di Libya 
Periode 1923–1932

1. Pembersihan etnis penduduk asli Cyrenaica.

2. Kematian penduduk asli Cyrenaica dalam jumlah besar

3. Penghukuman mati pemimpin Pejuang Islam, Senussi, Omar Mukhtar.

Korban
1. Lebih dari 80.000 orang Cyrenaica tewas

2. Sejarah mencatat bahwa seperempat penduduk Cyrenaica (yang berjumlah 225.000 pada masa itu) tewas akibat konflik ini.

3. Penjajah Italia juga melakukan kejahatan perang selama konflik ini, seperti penggunaan senjata kimia, penghukuman mati lawan yang menyerah, dan pembantaian rakyat. 

3. Pemerintah Penjajah Italia juga melancarkan pembersihan etnis dengan mengusir 100.000 orang Bedouin di Cyrenaica (sekitar setengah penduduk Cyrenaica) agar wilayah mereka dapat dijadikan wilayah permukiman para penjajah Italia.

Pada tahun 2008, pemerintah penjajah Italia dan Libya menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa Penjajah Italia akan mengganti rugi kerugian pada masa kolonial. Pemimpin Libya Muammar Gaddafi menghadiri upacara penandatanganan perjanjian dengan mengenakan foto Omar Mukhtar yang sedang dirantai oleh aparat sang Penjajah Italia. 

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi lalu menyatakan: "dalam dokumen bersejarah ini, Penjajah Italia meminta maaf karena telah membunuh, menghancurkan dan menindas rakyat Libya pada masa penjajahan."

Kata-kata terakhir Umar Mukhtar Umar Mukhtar, Amir Mujahidin Libya, memimpin jihad melawan penjajah Italia pada tahun 1920-1930-...

Kata-kata terakhir Umar Mukhtar

Umar Mukhtar, Amir Mujahidin Libya, memimpin jihad melawan penjajah Italia pada tahun 1920-1930-an. Dia berusia 70 tahun, ketika ia menderita luka parah, dan ditawan oleh penjajah.


Sebuah dialog di pengadilan kafir pada tahun 1931, antara “hakim” dan Umar Mukhtar:

– Apakah Anda melawan negara Italia?

Umar: Ya

– Apakah Anda mendorong orang untuk berperang melawan Italia?

Umar: Ya

– Apakah Anda menyadari hukuman untuk apa yang Anda lakukan?

Umar: Ya

– Selama berapa tahun Anda melawan Italia?

Umar: Sudah selama 20 tahun

– Apakah Anda menyesal atas apa yang telah Anda lakukan?

Umar: Tidak

– Apakah Anda menyadari bahwa Anda akan dieksekusi?

Umar: Ya

“Hakim” mengatakan:

– Ini merupakan akhir yang suram bagi orang seperti Anda.

Mendengar kata-kata ini, Umar Mukhtar menjawab:


– Sebaliknya, ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri hidup saya!

“Hakim” kemudian ingin membebaskannya dan mendeportasinya dari negara itu jika ia mau mengajak Mujahidin dalam sebuah pernyataan untuk menghentikan Jihad. Kemudian Umar Mukhtar mengatakan kata-katanya yang terkenal:

Jari telunjuk saya, yang mengakui dalam setiap ibadah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, tidak bisa menulis kata-kata dusta, kami tidak menyerah, kami menang atau mati!

(banan/kc/arrahmah.com)

Semakin Banyak Negara yang Mendukung Kemerdekaan Palestina  Bulan Mei lalu, tiga negara Eropa - Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan...

Semakin Banyak Negara yang Mendukung Kemerdekaan Palestina 

Bulan Mei lalu, tiga negara Eropa - Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol - memutuskan untuk mengakui Negara Palestina, menyusul perang yang dilancarkan oleh tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza, yang memperbaharui seruan untuk mengakui negara Palestina. Mereka bergabung dengan Slovenia dan empat negara Karibia lainnya pada bulan Juni, sehingga jumlah negara yang mengakui Palestina menjadi 146 dari 193 negara anggota PBB.

Ini adalah skenario yang diramalkan lebih dari 15 tahun yang lalu oleh cendekiawan Dr Abdul Wahab al-Messiri, yang mengatakan dalam salah satu wawancaranya dengan program “Without Borders” di Al Jazeera bahwa proyek Zionis tidak dapat menyelesaikan masalah perlawanan Palestina dan akan berakhir dengan nasib yang sama dengan rezim apartheid di Afrika Selatan, dengan menjelaskan bahwa gerakan pemeliharaan sepanjang sejarah tidak dapat dikalahkan oleh kekuatan apa pun, dan bahwa nasib daerah kantong organisasi yang tidak dapat melenyapkan penduduk asli adalah disintegrasi dan kehancuran.

Menurut Messeri, kantong-kantong pemukiman ini sepanjang sejarah terbagi menjadi dua bagian yaitu pemukiman yang mampu melenyapkan penduduk asli, seperti yang terjadi pada pola pemukiman di Amerika Serikat dan Australia, dan dengan cara ini mereka berhasil bertahan.

Yang lainnya mirip dengan sistem apartheid di Afrika Selatan, yang merupakan pola yang berlaku di Israel, karena Israel telah gagal melenyapkan orang-orang Palestina dan masih berusaha mengubah demografi Yerusalem dan Yahudisasi meskipun telah berlalu lebih dari 75 tahun sejak dimulainya pendudukan.

Hal ini dijelaskan oleh mantan Ketua Knesset Israel Abraham Burg, ketika dia mencatat dalam artikelnya bahwa menekan gerakan perjuangan Palestina tidak akan melenyapkannya, dan penghapusan penghapusan sistem apartheid, karena menumpahkan darah Palestina hanya akan menghasilkan lebih banyak perlawanan, di mana Israel akan membayar harga yang mahal , seperti yang dia gambarkan.

Dalam buku mereka, On Palestine, Ilan Pappé dan Noam Chomsky menawarkan beberapa solusi dan solusi yang dapat digunakan oleh kelompok-kelompok anti-Zionis untuk memberikan dampak yang signifikan dalam perjuangan mereka melawan model negara pemukim Israel.

Dalam konteks ini, penulis menyiarkan kepada gerakan-gerakan perjuangan Palestina untuk mengikuti contoh gerakan pembebasan melawan apartheid di Afrika Selatan, dan mendesak peran gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) dalam memimpin gerakan ini dengan fokus pada diri pada pengampunan-kekejaman yang dilakukan oleh penjajah di Tepi Barat dan tentara Jalur Gaza.

Chomsky juga menunjuk pada langkah-langkah tegas dan berani yang diambil melalui gerakan-gerakan pembebasan di Afrika Selatan yang berkontribusi pada isolasi internasional dan budaya negara apartheid.

Misalnya, gerakan-gerakan ini memperkuat partisipasi Afrika Selatan dalam acara-acara olahraga sebagai negara rasis, yang membuat rezim apartheid menjadi paria pada akhirnya, menerima dukungan internasional hanya dari dua negara, Amerika Serikat dan Inggris.

Inilah sebabnya mengapa Chomsky menyiarkan gerakan BDS untuk mengarahkan kampanyenya ke Amerika Serikat untuk mencabut dukungan internasional utama Israel.

Inilah yang dibahas oleh penulis Yahudi Amerika, Richard Rubenstein, dalam artikelnya “The End of the Zionist Illusion”, ketika ia berbicara tentang partai-partai Zionis dan dua cabangnya; sekuler dan religius, dengan mengatakan bahwa keduanya hanyalah dua sisi dari mata uang yang sama, dengan tujuan yang sama yaitu mempertahankan superioritas dan mengontrol elite dominan, dan ketika satu pendekatan tidak mengarah pada hasil yang diinginkan, maka pendekatan lain akan diterapkan.

Konflik yang telah meletus selama dua dekade terakhir, yang terjadi pada perang brutal di Gaza baru-baru ini, telah memberikan kontribusi besar terhadap delegitimasi Israel, mengekspos perang genosida pembersihan etnis Israel di Palestina, yang di masa depan akan mengarah pada perubahan dalam struktur radikal Israel saat ini.

Namun pada suatu saat di masa depan, setiap orang harus melawan imperialisme Amerika Serikat untuk mendapatkan hak menentukan nasibnya sendiri. Amerika Serikat menganggap Israel sebagai strategi investasi di Timur Tengah, seperti yang ditunjukkan oleh Dr Al-Messiri dalam bukunya " Min al-Intifadhah Il Harb at-Tahrir al-Falisthiniyyah ", yang menekankan bahwa dukungan Amerika Serikat terhadap Israel didasarkan pada perhitungan yang tepat yang bertujuan untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat di wilayah tersebut, mulai dari harga minyak hingga kesepakatan senjata dan investasi. Oleh karena itu, mencabut dukungan Amerika Serikat terhadap Israel adalah langkah paling penting untuk mencapai izin Palestina.

Melemahnya Dukungan Dunia Terhadap Penjajah Zionis Israel Sejak awal agresi Israel ke Jalur Gaza, perjuangan Palestina telah men...




Melemahnya Dukungan Dunia Terhadap Penjajah Zionis Israel


Sejak awal agresi Israel ke Jalur Gaza, perjuangan Palestina telah menyaksikan dukungan populer yang “belum pernah terjadi sebelumnya”, terutama di Barat. Demonstrasi besar-besaran terjadi di jalan-jalan kota-kota Eropa dan mengibarkan bendera Palestina di alun-alun, sementara para demonstran mengecam sistem apartheid yang dipaksakan oleh Israel kepada Palestina.

Seperti yang ditunjukkan oleh Financial Times dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada November 2023, perjuangan Palestina telah terjadi di belakang dalam beberapa tahun terakhir, sering kali disambut dengan ketidakpedulian di Barat dan dukungan penuh Amerika Serikat untuk Israel, tetapi pemandangan mengerikan dari pemboman Gaza mendominasi platform berita dan media sosial, yang mengarah pada pergeseran besar dalam opini publik global terhadap perjuangan Palestina, dengan Partai Demokrat di Amerika Serikat meningkatkan dukungan mereka untuk Palestina.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh organisasi Gallup yang terkenal pada tahun 2023 menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam dukungan untuk Palestina di kalangan generasi muda Amerika, berbeda dengan generasi yang lebih tua.

Menurut kisah Israel, Ilan Pappé, pergeseran opini publik global telah membuat sebagian besar orang yang bersolidaritas dengan perjuangan Palestina siap untuk merangkul skenario untuk mengakhiri “negara apartheid”, seperti yang terjadi di Afrika Selatan, yang ia anggap sebagai salah satu pelopor berakhirnya proyek Zionis.

https://khazanah.republika.co.id/berita/smaupv320/israel-negara-yahudi-terakhir-dan-7-indikator-kehancurannya-di-depan-mata-part5

Hilangnya Rasa Aman di Wilayah Jajahan Zionis Israel  Negara Zionis didirikan atas dasar keyakinan bahwa orang Yahudi hanya dapa...

Hilangnya Rasa Aman di Wilayah Jajahan Zionis Israel 

Negara Zionis didirikan atas dasar keyakinan bahwa orang Yahudi hanya dapat merasa aman di satu negara yang pemerintahan dan hukumnya mereka kendalikan. Keamanan adalah tujuan utama yang menjadi dasar gagasan Zionis dalam bukunya “The State of the Jews” pada tahun 1896, yang kemudian diumumkan berdirinya negara Israel pada tahun 1948.

Meskipun demikian, Israel belum mampu menjaga keamanan orang-orang Yahudi di wilayahnya karena beberapa alasan, yang paling penting adalah bahwa Israel terus mengikuti logika kekerasan dan pemukiman yang sama seperti yang telah dilakukannya lebih dari 75 tahun yang lalu.

Berlanjutnya sistem apartheid terhadap orang-orang Palestina, pendudukan tanah mereka, perpecahan rumah-rumah mereka dan dehumanisasi, di samping peperangan tentara penjajah melawan Mesir, Yordania, Suriah dan Lebanon, dan akhirnya kegagalan yang sangat ekstrim dalam Operasi Banjir Al-Aqsa, semua ini mengakibatkan kegagalan Israel menjadi stabil dan aman, yang merupakan salah satu indikator penting dari awal runtuhnya proyek Zionisme, menurut para pengamat.

Selain itu, Israel telah gagal menjadi negara bagi semua orang Yahudi dari seluruh dunia, seperti yang diinginkan oleh proyek Zionis sejak awal. Meskipun pemandangan dominan sepanjang abad ke-19 dan ke-20 dikirimkan oleh gelombang imigrasi Yahudi ke Palestina, kami menemukan bahwa abad ke-21 menyaksikan gelombang migrasi terbalik dari wilayah pendudukan ke Amerika Serikat dan Eropa.

Jumlah pemukim yang meninggalkan Israel melebihi 750 ribu orang pada akhir tahun 2020, dan mencapai 900 ribu orang pada akhir tahun 2022.

Sejak 7 Oktober 2023, gelombang emigrasi dari Israel telah meningkat secara signifikan, dengan hampir 470 ribu warga Israel beremigrasi sejak diluncurkannya Operasi Badai Al-Aqsa, menurut laporan Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel. 

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sumber mengindikasikan bahwa orang-orang Yahudi Barat yang saat ini tinggal di Amerika Serikat dan Eropa lebih bahagia daripada orang-orang Yahudi yang tinggal di wilayah pendudukan di Palestina, yang tercermin dalam generasi baru Yahudi, yang bagi mereka proyek Zionis tidak lagi menjadi benteng keamanan, berbeda dengan generasi sebelumnya


https://khazanah.republika.co.id/berita/smaupv320/israel-negara-yahudi-terakhir-dan-7-indikator-kehancurannya-di-depan-mata-part5

Kondisi Zionis Israel Sekarang Identik dengan Keruntuhan Rezim Apartheid Afsel Pada bulan-bulan menjelang perang Gaza, ratusan r...

Kondisi Zionis Israel Sekarang Identik dengan Keruntuhan Rezim Apartheid Afsel


Pada bulan-bulan menjelang perang Gaza, ratusan ribu pemukim Israel turun ke jalan dalam intensitas besar menentang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam apa yang pada saat itu dikenal sebagai 'krisis amandemen yudisial'. Pada saat itu, pemerintah Netanyahu mengupayakan beberapa amandemen konstitusional yang akan membatasi kekuasaan lembaga peradilan demi kepentingan cabang eksekutif.

Untuk memahami tingkat keparahan perubahan ini, pertama-tama kita harus memahami konteks yang melatarbelakanginya. Menurut banyak analis dan pakar, pemerintahan sayap kanan Netanyahu adalah salah satu pemerintahan paling ekstremis dalam sejarah Israel.

Pemerintahan ini muncul di saat “partai-partai Zionis” di Israel lebih terpecah belah dari sebelumnya, seiring dengan munculnya konflik antara Zionisme sekuler dan Zionisme keagamaan, yang oleh Pappé dipandang sebagai elemen penting yang akan menulis garis akhir proyek Zionis.

Dia menunjukkan bahwa persatuan yang tampak dari masyarakat Israel akan mulai hancur dengan berakhirnya perang Israel di Gaza, dan konflik agama-sekuler di Israel akan segera berkobar lagi, terutama dengan munculnya partai-partai sayap kanan.

Pada tahun 2015, sejarawan Israel Ilan Pappé dan sejarawan Amerika Serikat Noam Chomsky menerbitkan sebuah buku bersama, On Palestine, di mana mereka menganalisis rezim apartheid di Afrika Selatan dan rezim apartheid di Palestina, serta membahas kedua kasus tersebut sebagai model perlawanan terhadap imperialisme.

Dalam bab keempat buku “Masa Depan Negara Israel”, Chomsky mencatat bahwa sepuluh tahun terakhir di Israel telah menyaksikan perubahan politik yang besar, di mana mentalitas Israel telah condong ke arah nasionalis kanan ekstrem, sebuah situasi yang digambarkan oleh pemikir Amerika itu mirip dengan hari -hari terakhir rezim apartheid di Afrika Selatan.

Pada November 2022, tujuh tahun setelah penerbitan buku ini, hasil pemilihan umum Israel mengkonfirmasi visi ini, setelah “koalisi sayap kanan” yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu meraih kemenangan telak, memenangkan 64 dari 120 kursi Knesset, yang mengembalikan Netanyahu ke tampuk kekuasaan 18 bulan setelahnya ia meninggalkannya.

Penulis dan jurnalis Israel, Nahum Brennai, menyampaikan hasil pemilu ini dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Yediot Aharonot, dengan mengatakan bahwa pemilu ini merupakan awal dari berakhirnya era Zionisme sekuler, sementara mantan direktur Pusat Studi Strategis Gavi di Tel Aviv, Yossi Alpher, menulis sebuah artikel yang diterbitkan oleh gerakan “Perdamaian Sekarang” Israel yang menyiapkan solusi dua negara, dengan mengutip visi masa depan Israel yang suram yang diprediksi cendekiawan dan filsuf Israel Yeshayahu Leibowitz.


Leibowitz meramalkan masa depan Israel setelah perang 1967, ketika dia mengatakan bahwa euforia ekstrem yang terjadi setelah Perang Enam Hari akan mengubah Negara Israel dari model kebanggaan nasionalisme yang sedang naik daun menjadi semacam nasionalisme keagamaan yang ekstrem, yang pada gilirannya akan mengarah pada lebih banyak kekerasan, yang pada akhirnya akan mengarah pada akhir dari Proyek Zionis.

https://khazanah.republika.co.id/berita/smaupv320/israel-negara-yahudi-terakhir-dan-7-indikator-kehancurannya-di-depan-mata-part5

Strategi Abu Ubaidah bin Zarrah yang Diterapkan Hamas dan Hizbullah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penjajah Zionis Israel mengepung ...

Strategi Abu Ubaidah bin Zarrah yang Diterapkan Hamas dan Hizbullah


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penjajah Zionis Israel mengepung Gaza lebih dari setahun. Padahal targetnya hanya beberapa hari saja. Padahal sudah memanggil seluruh tentara reguler dan cadangan dari seluruh dunia hingga jumlahnya mencapai 500.000-650.000 pasukan. Padahal taktik ini pernah dilakukan untuk memukul balik pasukan Mesir dalam perang Yom Kippur 1973.

Penjajah Zionis Israel hampir sebulan melakukan pengepungan atas pengungsian Jabalia dengan strategi bumi hangus. Menghancurkan semua tempat pengungsian, sekolah, fasilitas PBB dan rumah sakit. Panjang Jabalia yang hanya 1,5 Km tidak bisa ditaklukan oleh 50.000 pasukan, ratusan tank dan dukungan angkatan udara yang massif.

Tentara penjajah Zionis Israel (IDF) telah mengerahkan lebih dari 50 ribu personel ke Lebanon Selatan. Meski begitu, IDF melaporkan tidak bisa menguasai satu desa pun. Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth  mencatat bahwa setelah sebulan operasi yang melibatkan lima divisi—tiga kali lipat kekuatan yang digunakan dalam perang 2006— Israel telah gagal mengamankan pijakan di perbatasan Lebanon.

Kolonel Jack Neriya, mantan penasihat Perdana Menteri pendudukan Israel Yitzhak Rabin, menyampaikan taktik Hizbullah. Neriya menjelaskan bahwa para pejuang sengaja membiarkan pasukan pendudukan Israel maju sebelum mempengaruhi mereka dalam penyergapan, yang menjadi tantangan signifikan bahkan bagi unit elit seperti Golani.

Neriya memperingatkan bahwa pendekatan ini dapat menyebabkan lebih banyak korban bagi pasukan Israel daripada dalam perang mana pun sejak akhir 1940-an.

Hamas dan Hizbullah membiarkan pasukan Penjajah Zionis Israel memasuki wilayahnya. Setelah masuk  ke dalam, baru disergap dengan pertempuran yang rumit dan memotong jalur pasukan penolong. Strategi ini telah dilakukan oleh pasukan Muslimin saat membebaskan Masjidil Aqsha yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Zarrah.

Dalam perjalanannya menuju Konstantinopel kepada tentaranya yang pernah ditawan oleh pasukan Muslimin, tetapi kemudian dibebaskan   lagi.  Heraklius bertanya, "Beritahukanlah kepadaku mengapa pasukan Muslimin bisa mengalahkan kita?"

Tentaranya menjawab, "Aku akan memberitahukanmu seolah-olah engkau benar-benar melihat mereka. Mereka adalah pejuang-pejuang hebat  pada siang hari, tetapi mereka adalah pelaku ibadah pada malam hari."

"Mereka tidak makan, kecuali dengan bayar. Mereka tidak akan memasuki suatu negri, kecuali dengan membawa kedamaian. Mereka akan diam dalam menghadapi kaum mereka yang mereka perangi sampai mereka benar-benar mendatanginya."

Lalu Kaisar Heraklius berkata, "Jika engkau benar, niscaya mereka akan berhasil merebut kekuasaanku ini (hingga ke Konstantinopel)."

Prinsip Siti Aisyah dan Umar bin Abdul Aziz dalam Memerangi Bid'ah Inilah langkah perbaikan diri dan masyarakat dengan metod...

Prinsip Siti Aisyah dan Umar bin Abdul Aziz dalam Memerangi Bid'ah


Inilah langkah perbaikan diri dan masyarakat dengan metode Tadarruj (bertahap) dalam berislah (perbaikan). 

Saat jiwa telah terbiasa dengan penyimpangan dalam waktu lama. Hatinya keras dengan keseharisan yang penuh maksiat. Apakah langsung melakukan perubahan secara tiba-tiba dan cepat? Siti Aisyah dan Umar bin Abdul Aziz membimbing kita.

Siti Aisyah berkata. "Yang pertama kali turun dari Al-Qur'an adalah surat-surat yang merinci keterangan tentang surga dan neraka. Hingga ketika orang-orang telah gandrung pada Islam, maka turunlah halal dan haram."

"Seandainya ayat yang pertama turun: Janganlah kalian minum khamer, niscaya mereka berkata: Kami tidak mau meninggalkan khamer selama-lamanya."

"Seandainya turun: Janganlah berzina, niscaya mereka berkata: Kami tidak mau meninggalkan zina selama-lamanya." 

Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun, yang juga ahli fiqh, teguh pada prinsip ini, setelah khalifah sebelumnya mengelola kekuasaan dengan campuran kezaliman. 

Anaknya Umar bin Khatab, Abdul Malik, berkata, "Ayah, apa yang menghalangimu untuk segera menegakkan keadilan yang kau inginkan? Demi Allah, aku tidak peduli seandainya kuali-kuali mendidih karena aku dan dirimu.:

"Anakku, sesungguhnya aku melihat orang seperti melatih unta jalang. Sesungguhnya aku ingin menghidupkan kekhalifahan dengan keadilan, hingga aku menunda itu, sampai aku mengeluarkan ambisi dunia, lalu mereka lari dari ketamakan duniawi dan menerima keadilan dengan tenang." Ujar Umar bin Abdul Aziz.

"Wahai Ayah, apa yang kau katakan kepada Rabb-mu besok, ketika Dia bertanya kepadamu, "Kamu melihat bid'ah namun tidak mematikannya, atau Sunnah namun tidak menghidupkannya?" Tanya sang anak.

"Anakku, sesungguhnya kaummu telah mengikat masalah ini dengan tali demi tali, simpul demi simpul. Ketika aku ingin memaksa mereka untuk melepaskan apa yang ada di tangan mereka, maka bisa saja mereka menentangku sehingga banyak darah yang tumpah."

"Demi Allah, hilangnya dunia itu lebih ringan bagiku daripada menetesnya darah lantaran aku. Tidakkah kau senang sekiranya setiap hari diantara hari-hari dunia ini ayahmu mematikan bid'ah dan menghidupkan Sunnah?" Ujar Umar bin Abdul Aziz.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Khitah Dakwah, Rabbani Press

Kehancuran Penjajah Zionis Israel Seperti Kehancuran Pemukiman Perancis di Aljazair Salah satu literatur yang meramalkan kehancu...

Kehancuran Penjajah Zionis Israel Seperti Kehancuran Pemukiman Perancis di Aljazair


Salah satu literatur yang meramalkan kehancuran Israel adalah ensiklopedi “ Al-Yahud wa al-Yahudiyah wa ash-Shuhyuniyah (Yahudi, Yahudiyah dan Zionisme).

Ensiklopedia ini diklasifikasikan sebagai salah satu ensiklopedia Arab terpenting abad ke-20 yang ditulis oleh Dr Abdel-Wahab El-Mesiri. Dia telah menghabiskan hampir seperempat abad menyusun buku tersebut.

El-Mesiri adalah intelektual Arab-Islam dan guru besar di Universitas Ain Shams di Kairo Mesir. Dia memperoleh gelar master pada tahun 1964 (dari Universitas Columbia), kemudian gelar doktor pada tahun 1969 dari Universitas Rutgers di New Jersey, Amerika Serikat.

Selain itu, El-Mesiri juga membandingkan antara Israel dan daerah kantong organisasi serupa seperti kerajaan Tentara Salib, pemukiman Prancis di Aljazair, negara apartheid di Afrika Selatan, yang ditakdirkan terpecah-pecah dan lenyap. Bagaimana prilaku Pemukiman Prancis di Aljazair?

Sejarah banyak mengisahkan tentang kejahatan mengerikan, selain penjarahan, yang dilakukan pihak kolonial Prancis di Aljazair selama 132 tahun penjajahan negara Eropa itu antara tahun 1830 dan 1962.

Sedikitnya lima juta orang terbunuh dan ratusan ribu lainnya terluka selama perjuangan kemerdekaan.

Kejahatan lainnya termasuk penyiksaan, pembunuhan, pengusiran penduduk asli, pengingkaran hak-hak paling dasar, uji coba nuklir, penyitaan tanah pertanian yang subur, dan penjarahan kekayaan serta sumber daya negara Afrika Utara yang tidak diketahui secara luas.

Prancis membutuhkan waktu sekitar 70 tahun untuk sepenuhnya mengendalikan Aljazair sejak diduduki pada 5 Juli 1830.

Rakyat Aljazair baru memperoleh kemerdekaannya dari Prancis pada tahun 1962, setelah melakukan perang pembebasan yang ganas antara tahun 1954 dan 1962 yang merenggut nyawa sekitar 1,5 juta warga Aljazair.

Sejarawan Aljazair percaya tanah mereka terus memberi makan ekonomi Prancis dengan minyaknya (ditemukan pada 1956), emas, besi, batu bara, dan berbagai mineral.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Issa Ben Akoun, seorang profesor sejarah Aljazair di Universitas Aljir, mengatakan wakaf Islam termasuk di antara warisan Aljazair yang dijarah oleh otoritas kolonial Prancis menyusul keputusan yang mereka keluarkan pada tanggal 23 Maret 1843 untuk menyita wakaf Islam di seluruh Aljazair.

Menurut Dominik J Schaller dalam artikelnya di The Oxford Handbook of Genocide Studies (2010), metode yang digunakan untuk menegakkan hegemoni Prancis di sana mencapai proporsi genosida. Berikut ini beberapa perlakuan kejam Prancis selama menjajah Aljazair: 

Aljazair dijajah Prancis selama 132 tahun dan merdeka pada tahun 1962 setelah perang berdarah selama tujuh tahun yang menewaskan satu juta orang Aljazair menurut pemerintah Aljazair. Terjadilah pembiaran kelaparan, dan wabah penyakit.

Pada tahun 1830, Bertrand Clauzel ditunjuk sebagai kepala misi invasi Aljazair. Untuk menambah kekuatan tempur pasukannya, Clauzel pun merekrut orang-orang lokal utama dari suku-suku Berber yang menghuni daerah pegunungande mimen jadi tentara sewaan.

Ia mengawali upaya Prancis dalam menjadikan Aljazair sebagai wilayah koloni yang produktif. Sementara itu, masyarakat setempat menderita karena tanah dan hasil panennya dirampas, para pejabat kolonial mulai melakukan korupsi.

Dalam penjajahan ini, rezim kolonial Prancis merusak kebudayaan tradisional Muslim Aljazair yang telah ada sejak masuknya Islam di Afrika Utara. Muslim Aljazair saat itu tidak bisa mengadakan pertemuan publik, membawa senjata api, atau meninggalkan rumah atau desa mereka tanpa izin.

Untuk bisa beraktivitas secara normal, warga Aljazair harus menjadi warga negara Prancis dengan hak penuh dan harus meninggalkan ajaran Islam. Badan Amal Islam dianggap sebagai milik pemerintah dan disita. 

Prancis juga menganggap sekolah Alquran tradisional terancam sehingga ditutup. Mereka mengganti sekolah berbasis Islam menjadi sekolah Prancis dengan sistem pembelajaran berbahasa Prancis dan mengajarkan tentang Kebudayaan Prancis. 

Bahasa Arab juga diusahakan dihapus sebagai bahasa resmi yang digunakan masyarakat Berber. Warga Aljazair diperintahkan menggunakan bahasa Prancis dalam kehidupan sehari-hari.

Kualitas Tempur Penjajah Zionis Sudah Menurun Sebelum Badai Al-Aqsa  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagi yang mengamati pertempuran ...

Kualitas Tempur Penjajah Zionis Sudah Menurun Sebelum Badai Al-Aqsa 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagi yang mengamati pertempuran penjajah Zionis di sejumlah front, maka terlihat jelas bahwa kualitasnya sudah jauh menurun dibandingkan periode sebelumnya. Jadi kelemahannya sudah terjadi jauh sebelum Badai Al-Aqsa.

Perhatikan di front pertempuran melawan negara-negara Arab. Di tahun 1948, mampu merampas tanah  Palestina, kecuali Gaza dan Tepi Barat. Di perang 6 hari 1967, mampu merampas Gaza, Tepi Barat, Sinai dan Golan. Namun bagaimana dengan perang Yom Kippur?

Penjajah Zionis kecolongan di awal pertempuran. Mesir mampu masuk ke dalam ke wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Akibatnya, terjadi pergolakan di internal penjajah Zionis Israel yang menyebabkan turunnya para petinggi kekuasaan dan militernya. Sejak ini, Penjajah Zionis lebih mengedepankan perjanjian diplomatik untuk menekan negara-negara Arab.

Di front pertempuran di Lebanon,  tempat pengungsi Palestina berjuang. Pada tahun 1982, dalam waktu sepekan dapat memasuki Beirut, ibukota Lebanon,  dan mengusir faksi perlawanan PLO dari Lebanon ke Tunisia.

Namun di 2006, penjajah Zionis Israel tidak mampu melayani perlawanan Hizbullah. Blokade udara, laut dan udara terhadap Lebanon, tidak melemahkan perlawanan dari Lebanon. Akhirnya, banyak tentaranya yang tewas. Sehingga, harus membuat perjanjian gencatan senjata. 

Di Gaza, penjajah Zionis Israel sudah melakukan agresi sebagai 4 kali. Mereka terusir dari Gaza. Semuanya berakhir dengan genjatan senjata. Bahkan, rakyat Gaza sudah berani menembakkan roket hingga ke Tel Aviv.

Walaupun pengembangan persenjataannya terus dikembangkan  dengan militer Amerika yang menghabiskan puluhan kuadran trilyun. Namun faktanya, kemampuannya meraih kemenangan strategi militer terus menurun. Badai Al-Aqsa hanya mengokohkan bukti, itulah puncak kelemahan militer penjajah Zionis Israel yang disaksikan dunia.


Detail pertempuran terakhir sebelum Badai Al-Aqsa terjadi sebagai berikut:

1. Perang Yom Kippur
Perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara Penjajah Zionis Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Meskipun Mesir kalah perang lagi tetapi perang ini memiliki prestasi tersendiri. Karena, Mesir sempat berhasil memasuki wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Penjajah Zionis Israel mengundurkan diri dari Port Sa’id. Juga, mengundurkan diri dari seluruh daerah Sinai setelah Mesir sepakat akan membuat bufferzones.

Setelah perang berakhir, banyak terjadi protes di wilayah pendudukan Israel sampai-sampai Perdana Menteri Golda Meir dan Menteri Pertahanan Moshe Dayan dari Partai Buruh serta Panglima Angkatan Bersenjata Israel, David Eliazar, harus mengundurkan diri.

2.  34 hari perang di Lebanon 

Pada Juli 2006, Hizbullah membombardir kota-kota Israel yang kemudian disusul dengan serangan darat ke wilayah Israel. Sejumlah anggota Hizbullah menyerang dua kendaraan militer, menewaskan delapan tentara dan menyandera dua serdadu lainnya.

Israel merespons dengan melakukan serangan udara besar-besaran dan tembakan artileri ke berbagai wilayah Lebanon. Israel juga memblokade wilayah udara dan laut Lebamon, serta invasi darat ke Lebanon selatan. Perang berlangsung selama 34 hari dan berakhir dengan gencatan senjata. Dimana  pihak penjajah Israel mengalami kerugian, 121 tentara dan 44 warga sipilnya  tewas.


3. Perang Gaza IV
Tanggal 10 Mei 2021 menandakan konflik terbuka antara Hamas dan Israel, menyusul ketegangan di Yerusalem Timur. Perang dipicu peristiwa penggusuran rumah warga Palestina di Sheikh Jarrah dan bentrokan antara demonstran dan kepolisian Israel di Bukit Bait Suci dan Masjid al-Aqsa.

Perang baru berakhir pada 21 Mei 2021 dengan gencatan senjata. Di akhir konflik, sebanyak 256 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak. Sementara di pihak Israel, sebanyak 13 warga tewas, termasuk dua orang anak-anak.

Negara Penjajah Zionis Israel Hancur dari Dalam     Ada sejumlah literatur yang memprediksi atau memprediksi kehancuran Israel. ...

Negara Penjajah Zionis Israel Hancur dari Dalam
   

Ada sejumlah literatur yang memprediksi atau memprediksi kehancuran Israel. Literatur ini ditulis oleh seorang sejarawan yang telah menghabiskan seumur hidupnya mempelajari sejarah konflik Arab-Israel.

Mereka telah menemukan alasan kehancuran Israel sehingga tidak ada jalan keluar dari nasib yang tidak dapat dihindari ini. Salah satu literatur yang meramalkan kehancuran Israel adalah ensiklopedi “ Al-Yahud wa al-Yahudiyah wa ash-Shuhyuniyah (Yahudi, Yahudiyah dan Zionisme).

Ensiklopedia ini diklasifikasikan sebagai salah satu ensiklopedia Arab terpenting abad ke-20 yang ditulis oleh Dr Abdel-Wahab El-Mesiri. Dia telah menghabiskan hampir seperempat abad menyusun buku tersebut.

El-Mesiri adalah intelektual Arab-Islam dan guru besar di Universitas Ain Shams di Kairo Mesir. Dia memperoleh gelar master pada tahun 1964 (dari Universitas Columbia), kemudian gelar doktor pada tahun 1969 dari Universitas Rutgers di New Jersey, Amerika Serikat.

Dalam ensiklopedinya, El-Mesiri mencatat migrasi kelompok Yahudi, dan secara tepat menjelaskan penyebaran masyarakat mereka dari zaman kuno hingga era modern, serta hubungan anggota kelompok Yahudi dengan tempat mereka tinggal dan keadaan di sekitar mereka.

Dia mengungkap budaya, warisan, dan kondisi pendidikan kaum Yahudi. Dia juga menyebutkan para tokoh, aliran, dan rabi yang membentuk karakteristik dasar mereka, seperti Moses Ben Maimon.

Dia juga menyebutkan kelompok agama dan buku-buku mereka, pengaruh agama-agama yang berbeda, dan perluasan gerakan Zionis mereka di Palestina.

Dr Abdul Wahab El-Mesiri menggambarkan pemandangan masa depan tentang Palestina melalui studinya. Studi ini mengulas masyarakat Israel, kesadaran kognitif soal sifat proyek Zionis, dan pemahaman ilmiah mengenai mekanisme kerja, psikologi, dan sosiologi permukiman.

El-Mesiri meyakini kemerdekaan Palestina pasti akan terjadi. Berdasarkan sejumlah faktor, dia memperkirakan keruntuhan Israel akan terjadi dari internalnya sendiri. Dia juga sering menyebutkan obsesi berakhirnya negara Yahudi yang tertanam di dalam hati nurani Israel.

Selain itu, El-Mesiri juga membandingkan antara Israel dan daerah kantong organisasi serupa seperti kerajaan Tentara Salib, pemukiman Prancis di Aljazair, negara apartheid di Afrika Selatan, yang ditakdirkan terpecah-pecah dan lenyap.

Pandangan Abdul Wahab El-Mesiri tentang kehancuran Israel, juga pernah dimuat dalam laporan Reuters, pada 15 Mei 2008 lalu. Saat itu dia memperkirakan akhir negara Ibrani ini akan terjadi dalam jangka waktu 50 tahun sejak 2008.

El-Mesiri menyangkal bahwa prediksi yang diungkapkannya ini bukan soal pesimisme atau optimisme. Sebab dia hanya membaca data dan fakta dalam konteks obyektifnya dan kesimpulan menarik. Dia kala itu juga mengungkapkan, para peneliti Israel sendiri tidak menampik prediksi yang diungkap olehnya.

Hal itu jugalah yang menghantui para pendiri Israel, termasuk David Ben-Gurion, perdana menteri Israel pertama. El-Mesiri mengatakan, Ben-Gurion telah mendefinisikan terorisme sebagai sekelompok geng yang didanai dari luar negeri.

Berdasarkan penuturan El-Mesiri, Ben-Gurion mengatakan seperti ini: "Di sini kita tidak menghadapi terorisme, melainkan perang. Ini adalah perang nasional yang diumumkan oleh negara-negara Arab terhadap kita. Ini adalah perlawanan yang efektif dari pihak Palestina terhadap apa yang mereka dianggap sebagai perampasan tanah air mereka oleh orang-orang Yahudi Orang-orang yang berjuang melawan perampasan tanahnya tentu tidak akan cepat lelah.

El-Mesiri mengatakan, pada pertengahan tahun 1960-an, dia bertemu dengan seorang Yahudi Irak di Amerika Serikat. Orang Yahudi awalnya berimigrasi ke Israel lalu dari sana ia pindah ke Amerika. Dia pun berbicara terus terang dengan El-Mesiri, dengan mengatakan:

"Askenazi (Yahudi Barat) menyimpan alamat kerabat mereka di luar negeri. Setelah kekalahan berturut-turut, jumlah orang yang meminta paspor Barat meningkat seiring dengan migrasi balik dari Israel ke luar negeri."

 

Sumber: Reuters ,  arabicpost

 
https://khazanah.republika.co.id/berita/sbfu39320/ini-prediksi-waktu-kehancuran-israel-menurut-pakar-yang-habiskan-hidupnya-teliti-yahudi-part2#google_vignette

Einstein dari 1938-1952 Menolak Negara Penjajah Zionis Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar 1938 "Saya lebih suka melihat kese...

Einstein dari 1938-1952 Menolak Negara Penjajah Zionis Israel


Oleh: Nasrulloh Baksolahar

1938
"Saya lebih suka melihat kesepakatan yang masuk akal dengan orang Arab atas dasar hidup bersama dalam damai daripada pembentukan negara Yahudi,” katanya dalam sebuah pidato tentang bahaya Zionis pada 1938.


1946
Fisikawan genius ini, didukung oleh beberapa intelektual Yahudi terkenal lainnya, sudah menemukan kekurangan dan garis kesalahan pada tahun 1946 ketika dia berpidato di depan Komite Penyelidikan Anglo-Amerika mengenai isu Palestina. Dia tidak mengerti mengapa Negara Israel dibutuhkan. “Saya yakin itu buruk,” katanya.


April 1948
Pada 1948 usai pembantaian orang Arab di Deir Yassin, Palestina oleh teroris Stern Gang atau Lohamei Herut Yisrael (LEHI), yang hendak mendirikan penjajahan Zionis Israel di atas tanah Palestina. Albert Einstein justru menentangnya dengan mengeluarkan pernyataan menohok.

Suratnya yang bertanggal 10 April 1948 berbunyi:

"Ketika bencana nyata dan terakhir menimpa kita di Palestina, yang bertanggung jawab adalah Inggris dan organisasi teroris yang dibangun dari barisan kita sendiri."

"Saya tidak ingin melihat siapa pun yang terkait dengan orang-orang yang tersesat dan kriminal itu. Hormat saya, Albert Einstein,” 


4 Desember 1948
Tak hanya itu, pada 4 Desember 1948 bersama beberapa tokoh intelektual Yahudi, termasuk Albert Einstein dan Hannah Arendt—pemikir politik—menandatangani pernyataan di New York Times.

Mereka memperingatkan bahwa Herut (partai pembebasan) Israel memiliki kemiripan dengan partai Nazi dalam organisasi, metode, filosofi politik, dan fasis.

Menurut mereka, kedatangan Manachem Begin, pendiri Herut, ke Amerika Serikat merupakan hal yang "jelas diperhitungkan untuk memberi kesan dukungan Amerika kepada partainya," menjelang pemilu di Israel pertama pasca Mandat Britania berakhir.


1952
Albert Einstein juga pernah ditawari untuk menjabat sebagai Presiden Israel kedua saat Presiden Pertama Israel, Chaim Weizmann meninggal pada 1952.

“Saya sangat tersentuh oleh tawaran dari Negara Israel kami, dan sekaligus sedih dan malu karena saya tidak dapat menerimanya,” katanya.

Perlawanan Bangsa Arab atas Penjajah Zionis Israel di Palestina, sebelum Badai Al-Aqsa  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Secara umum P...

Perlawanan Bangsa Arab atas Penjajah Zionis Israel di Palestina, sebelum Badai Al-Aqsa 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Secara umum Perlawanan bangsa Arab terhadap penjajah Zionis Israel terbagi tiga tahap. Pertama, negara-negara Arab, yang terdiri dari Mesir, Yordania, Suriah, Lebanon dan Irak bersatu melawan penjajah Zionis Israel yang didukung oleh Amerika dan Inggris.

Kedua, Perlawanan dari tempat pengungsian. Dimana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) melawan di Lebanon dari tempat pengungsiannya. Saat PLO terusir, dilanjutkan oleh Hizbullah.

Ketiga, Perlawanan Rakyat Palestina di Palestina. Dimulai dari gerakan dengan bermodal bebatuan, bom bunuh diri dan perang Gaza. Lebih detailnya sebagai berikut:


A. Perlawanan negara-negara Arab

1. Perang Arab Israel 1948
Perang ini terjadi pada tanggal 15 Mei 1948 – 20 Juli 1949 setelah penjajah Zionis Israel merampas tanah Palestina dan menyatakan kemerdekaannya pada 14 Mei 1948 dengan dukungan PBB dan Inggris.

Sehari kemudian langsung diserbu oleh tentara dari Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan negara Arab lainnya. Namun penjajah Zionis Israel bisa memenangkan peperangan ini dan malah merebut kurang lebih 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina.

Dalam kenyataannya, sejumlah negara Arab memiliki agenda tersendiri. Jordania ingin menguasai Tepi Barat, sementara Suriah menginginkan bagian utara Palestina, termasuk wilayah yang diperuntukkan bagi Yahudi dan Arab.


2. Perang 6 Hari 1967
Perang ini terjadi pada 5–10 Juni 1967 (6 hari). Hasil Kemenangan di pihak penjajah zionist Israel karena berhasil menguasai Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir, Wilayah Tepi Barat (termasuk Yerusalem Timur) dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah

Keberhasilan penjajah Zionis Israel bukan hanya karena hasil dari strategi yang dipersiapkan dengan matang dan dilaksanakan dengan sempurna, tetapi juga disebabkan oleh lemahnya kepemimpinan negara-negara Arab dan lemahnya kepemimpinan serta strategi militernya.


3. Perang Yom Kippur
Perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara Penjajah Zionis Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Meskipun Mesir kalah perang lagi tetapi perang ini memiliki prestasi tersendiri. Karena, Mesir sempat berhasil memasuki wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Penjajah Zionis Israel mengundurkan diri dari Port Sa’id. Juga, mengundurkan diri dari seluruh daerah Sinai setelah Mesir sepakat akan membuat bufferzones.

Setelah perang berakhir, banyak terjadi protes di wilayah pendudukan Israel sampai-sampai Perdana Menteri Golda Meir dan Menteri Pertahanan Moshe Dayan dari Partai Buruh serta Panglima Angkatan Bersenjata Israel, David Eliazar, harus mengundurkan diri.


B. Perlawananan dari Pengungsian

1. Invasi Pertama Penjajah Israel ke Lebanon
Lebanon diinvasi untuk pertama kalinya pada 1978 sebagai respons atas serangan kelompok paramiliter Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pasukan Penjajah Zionis Israel memasuki Lebanon selatan dan mundur dua bulan kemudian. Mereka membentuk zona penyangga di wilayah Lebanon, yang diduduki sampai tahun 2000.


3. Invasi terbesar ke Lebanon
Pasukan Israel menembus beberapa garis depan Lebanon dan mampu mencapai pinggiran ibu kota Beirut dalam waktu seminggu. Selama serangan itu, pasukan Israel bertanggung jawab atas pembantaian sejumlah pengungsi Palestina. Israel mundur tiga bulan kemudian dan menciptakan zona penyangga di Lebanon.


4. Musuh Baru Penjajah Israel di Lebanon 
Invasi penjajah Zionis Israel pada 1982 berhasil menggusur PLO, yang memindahkan kantor pusatnya dari Lebanon ke Tunisia. Namun setelah itu, kelompok paramiliter Hizbullah dibentuk. Kelompok itu menganggap penjajah Israel sebagai musuh dan berusaha menyerangnya.

Pada April 1996, pasukan Israel menyerang Hizbullah untuk pertama kalinya, sebagai respons atas serangan roket oleh kelompok tersebut. Invasi tersebut berlangsung lebih dari dua pekan.


5. 34 hari perang di Lebanon 

Pada Juli 2006, Hizbullah membombardir kota-kota Israel yang kemudian disusul dengan serangan darat ke wilayah Israel. Sejumlah anggota Hizbullah menyerang dua kendaraan militer, menewaskan delapan tentara dan menyandera dua serdadu lainnya.

Israel merespons dengan melakukan serangan udara besar-besaran dan tembakan artileri ke berbagai wilayah Lebanon. Israel juga memblokade wilayah udara dan laut Lebamon, serta invasi darat ke Lebanon selatan. Perang berlangsung selama 34 hari dan berakhir dengan gencatan senjata. Dimana  pihak penjajah Israel mengalami kerugian, 121 tentara dan 44 warga sipilnya  tewas.

C. Perlawanan Rakyat Palestina di Palestina

1. Intifada Pertama
Gelombang Intifada pertama dikenal dengan nama "perang batu" karena ditandai oleh aksi protes massal warga sipil Palestina melawan pendudukan Israel. Pemicunya adalah tewasnya empat orang warga Gaza dalam tabrakan antara truk militer Israel dengan dua taksi di dekat pintu perbatasan Erez, 8 Desember 1987.

Di tengah eskalasi protes, Hamas awalnya dibentuk sebagai wadah perlawanan damai warga di Jalur Gaza. Paradigma tersebut berubah beberapa bulan kemudian, ketika Hamas menerbitkan sebuah piagam yang menyuarakan jihad bersenjata melawan Israel.

2. Gelombang Bom Bunuh Diri
Hamas menentang Perjanjian Oslo 1993 yang menjamin pengakuan atas negara Israel oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pertentangan menjadi kemelut ketika seorang teroris Yahudi bernama Baruch Goldstein, yang membantai 29 jemaah sebuah masjid di Hebron pada 25 Februari 1994.

Buntutnya, Hamas melancarkan serangan balas dendam dengan mengirimkan gelombang bom bunuh diri yang untuk pertama kalinya diniatkan membunuh warga sipil di Israel. Memburuknya situasi keamanan ikut melumpuhkan proses negosiasi untuk mengimplementasikan kesepakatan Oslo.

Pada 1997, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu perintahkan dinas rahasia Mossad membunuh petinggi Hamas, Khaled Mashaal, dengan menggunakan racun di Yordania. Namun upaya asasinasi digagalkan aparat Yordania. Israel akhirnya bersedia memberikan obat penawar bagi Mashaal dan membebaskan Yassin dari penjara.

3. Intifada Kedua
Pada Akhir September 2000, pemimpin oposisi Israel, Ariel Sharon, memercik api saat mengunjungi Bukit Bait Suci yang cepat menjalar menjadi gelombang Intifada Kedua.

Pada hari kedua kunjungan Sharon, massa Palestina mengerubungi lokasi unrtuk berdemonstrasi. Aksi kepolisian Israel saat itu menewaskan empat warga dan melukai sekitar dua ratus lainnya. Akibatnya, protes menjalar di Tepi Barat Yordan dan Jalur Gaza.

Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, antara 2000 dan 2004 Hamas melancarkan 425 serangan yang menewaskan 377 warga sipil dan tentara Israel, serta menyebabkan 2076 korban luka.

3. Pemilu 2006
Pada tahun 2006, pemilu Palestina diselenggarakan dengan tujuan pendirian negara Palestina. Kelompok Hamas memenangkan mayoritas suara sebesar 44 persen. Penjajah Zionis Israel dan AS menolak mengakui hasil pemilu karena sikap Hamas yang saat itu masih menolak keberadaan penjajah Zionis Israel. 

4. Perang Gaza I
Setelah gencatan senjata yang berlangsung singkat, Hamas kembali menyerang Israel dengan roket pada pertengahan tahun 2008. Israel bereaksi dengan melancarkan operasi militer pada 27 Desember yang diawali dengan serangan udara dan dilanjutkan invasi darat di Gaza.

Menurut organisasi kemanusiaan Palestina, PCHR, sebanyak 1417 orang tewas akibat bom Israel, 926 di antaranya adalah warga sipil. Israel sebaliknya mencatat 1166 korban jiwa di pihak Palestina, dengan 295 jumlah warga sipil.

5. Perang Gaza II
Pada 14 November 2012, perang kembali meletus dan berlangsung selama delapan hari, setelah Israel melancarkan operasi militer di Jalur Gaza. Menurut Israel, serangan dilakukan sebagai respons terhadap penembakan lebih dari 100 roket oleh Hamas.

Tidak lama berselang, pada tanggal 29 November 2012 Palestina diangkat sebagai negara pemantau "non-anggota" oleh 138 negara dari 193 negara peserta Sidang Umum PBB. Sejak itu, otoritas di Tepi Barat secara resmi menyebut diri sebagai "negara Palestina."

6. Perang Gaza III
Menyusul serangan roket bertubi-tubi dari Jalur Gaza, Israel membalas dengan serangan udara yang dimulai pada 8 Juli 2014. Beberapa hari kemudian, Israel melancarkan serangan darat yang berakhir lewat gencatan senjata pada 26 Agustus.

7. Perang Gaza IV
Tanggal 10 Mei 2021 menandakan konflik terbuka antara Hamas dan Israel, menyusul ketegangan di Yerusalem Timur. Perang dipicu peristiwa penggusuran rumah warga Palestina di Sheikh Jarrah dan bentrokan antara demonstran dan kepolisian Israel di Bukit Bait Suci dan Masjid al-Aqsa.

Perang baru berakhir pada 21 Mei 2021 dengan gencatan senjata. Di akhir konflik, sebanyak 256 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak. Sementara di pihak Israel, sebanyak 13 warga tewas, termasuk dua orang anak-anak.

Agar Kemenangan dalam Genggaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar Adakah kekalahan? Adakah kerugian? Adakah kebangkrutan? Adakah pukula...

Agar Kemenangan dalam Genggaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Adakah kekalahan? Adakah kerugian? Adakah kebangkrutan? Adakah pukulan telak? Adakah kehilangan? Tidak pernah ada. Semuanya hanya sandiwara.

Kekalahan, kerugian, kebangkrutan dan pukulan telak, hanya bagi para pecinta dan pemburu dunia. Hanya bagi  yang obsesi tertinggi dari hidup dan ilmunya adalah dunia. Hanya bagi yang parameternya dunia.

Kemenangan itu selalu dalam genggaman, bagi siapa? Mukmin, yang mendengar, taat, takut dan bertakwa pada Allah. Bila karakter ini hilang dari hati, itulah kekalahan dan kebangkrutan.

Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, "Kami mendengar, dan kami taat." Dan merekalah orang-orang yang beruntung. (An-Nur: 51)

Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, merekalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (An-Nur: 52)

Para Nabi dan Rasul terus berdakwah dan berjihad. Para pengikut dan sahabatnya, tak pernah gentar menghadapi liku-liku perjuangan. Tak ada yang surut. Tak ada yang lari dari medan pertempuran. Tak ada yang lemah dan risau. Mengapa?

Sebab mereka senantiasa merasakan kemenangan. Dikepung oleh 10.000 pasukan di Madinah, yang diucapkan justru inilah yang janji-Nya. Inilah bukti kebenaran di jalan-Nya.

Bila senantiasa bersama Rasul-Nya. Bila senantiasa dalam bimbingan Firman-Nya. Itulah kemenangan yang sesungguhnya.

Teguhnya Hamas dalam Gencatan Senjata Oleh: Nasrulloh Baksolahar Gencatan senjata penuh dan penarikan pasukan Israel dari Jalur ...

Teguhnya Hamas dalam Gencatan Senjata

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Gencatan senjata penuh dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, tetap menjadi prasyarat Hamas untuk memulai negosiasi perundingan damai dengan Israel, kata Taher Nunu, penasihat media dari ketua biro politik Hamas, kepada Sputnik pada Senin (28/10).

"Sejak awal, kami telah menetapkan empat 'kunci' untuk mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri perang ini. Kunci-kunci itu termasuk gencatan senjata penuh dan penarikan seluruh pasukan dari Gaza, bantuan kemanusiaan serta akses yang bebas, upaya rekonstruksi ... dan akhirnya pertukaran tahanan dengan sandera," kata Nunu saat ditanya tentang tanggapan Hamas terhadap proposal perdamaian dari mediator internasional setelah putaran pembicaraan baru di Qatar.

Keteguhan Hamas pada syarat yang diajukan karena keyakinan pada apa yang tertulis pada Al-Qur'an surat Muhammad ayat 35-36,

Maka janganlah kamu lemah dan mengajak damai, karena kamulah yang lebih unggul, dan Allah (pun) bersama kamu, dan Dia tidak akan mengurangi segala amalmu. (Muhammad: 35)

Kehidupan sejati dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak akan meminta hartamu. (Muhammad: 36)

Di era Rasulullah saw, yang pertama kali menghianati perjanjian Madinah adalah orang Yahudi. Di era sekarang pun, semua perjanjian yang difasilitasi oleh PBB dan Amerika pun, tidak pernah ditepati. Diperintahkan meninggalkan Tepi Barat dan Gaza pun melalui Resolusi Majelis Umum PBB pun tidak ditaati.

Rakyat Palestina sudah menjadikan perjuangan Badai Al-Aqsa merupakan puncak perjuangan yang terakhir. Merdeka atau Mati. Hidup mulia atau mati syahid. Tak ada pilihan selain itu lagi.

Bukankah kehancuran Zionist itu pasti? Bukankah Zionist akan mendapatkan giliran azab yang buruk, Allah pun murka dan mengutuk mereka? Bukankah ketika syahid pun akan meraih surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai?

Bukankah Allah memiliki bala tentara langit dan bumi? Bukankah Allah itu Mahaperkasa? Suasana ini telah menghujam di jiwa raga rakyat Palestina.

Maka, Badai Al-Aqsa harus menjadi momentum sejarah besar abad ini. Meraih kemerdekaan bagi Palestina. Juga,  meruntuhkan mindset salah yang telah menghujam di hati Muslimin karena takut mati dan cinta dunia. 

Kemenangan Dunia Butuh Proses, Kemenangan Akhirat Langsung Diberikan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kemenangan akhirat langsung dibe...

Kemenangan Dunia Butuh Proses, Kemenangan Akhirat Langsung Diberikan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kemenangan akhirat langsung diberikan seketika, tanpa melalui proses. Kemenangan akhirat sangat cepat dan pasti. Baru diniatkan saja langsung diberikan. Itulah kemenangan nyata.

Apa kemenangan nyata yang langsung 
diberikan Allah? Setiap langkah jihadnya, Allah langsung menganugerahkan pengampunan dosa masa lalu dan masa depan. Disempurnakan nikmatnya dan dipimpin  menapaki jalan yang lurus.

Allah menurunkan ketenangan. Ditambahkan keimanan. Juga, menyaksikan bala tentara Allah yang membantunya. Apakah tidak puas dengan kemenangan ini? Masihkan lemah semangat bila kemenangan dunia tidak terraih?

Kaum Muslimin di era pertempuran Salib. Khalifahnya berdiam diri. Para sultannya bertikai sendiri. Gubernur dan panglimanya justru berkolaborasi dengan tentara Salib. Berdiam dirikah dengan kondisi ini?

Ulama dan Muslimin tak pernah patah semangat. Berjuang hampir seratus tahun lamanya. Tentara Salib berhasil membangun tiga kerajaan di tanah kaum Muslimin. Lemah dirikah?Ratusan pertempuran harus dilalui hingga datanglah era Nurudin Zanky dan Shalahuddin Al-Ayubi.

Memang butuh hampir seratus tahun untuk membebaskan Masjidil Aqsha dari genggaman tentara Salib. Namun, setiap kaki melangkah, setiap kuda dihentakan, setiap pedang diayunkan, setiap panah dilemparkan, setiap tetesan keringat dan darah jatuh ke tanah. Maka, kemenangan akhirat sudah diraih.

Abu Ayyub Al-Anshari syahid saat pembebasan Konstantinopel di era Muawiyah bin Abu Sofyan. 800 tahun berlalu. Silih bergantinya kekhalifahan, Sultan, panglima dan prajurit, mengapa tidak membuatnya putus asa dalam membebaskan Konstantinopel?

Sebab, yang ingin diraih adalah kemenangan akhirat yang seketika itu juga dibalas oleh Allah. Sedangkan kemenangan dunia akan terus dilanjutkan oleh generasi baru yang telah ditetapkan waktu dan tempatnya oleh Allah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (270) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)