Pemikul Beban Jihad Hanya dari Para Penegak Shalat Malam
Sesungguhnya berjihad di jalan Allah tidak akan berhasil, kecuali dengan cucuran air matanya para penegak shalat malam di kesunyian malam. Jihad takkan pernah berbunga dan berbuah, kecuali dengan ruku dan sujudnya merea yang bertaubat.
Para penegak shalat malam adalah para pejuang di siang hari. Dan pejuang pada siang hari takkan bisa mengalahkan musuhnya selama mereka belum menjadi penegak shalat malam.
Sebab, jika mereka mengerjakan shalat malam, bermunajat kepada Allah,meminta pertolongan untuk mengalahkan musuh, mereka menjadi pejuang yang tangguh. Shalat malam merupakan kunci kemenangan atas musuh.
Inilah hikmah yang berhasil ditangkap oleh generasi terdahulu. Tentu, kita juga harus memahami hal ini sebagaimana generasi awal memahaminya, jika kita menghendaki kemenangan dan kekuatan untuk umat di bumi ini.
Inilah jalan kemuliaan dan keagungan. Lalu, di manakah para pelaku ibadah ini? Rasulullah saw sebagai pemimpin mujahid dan komandan pasukan pembawa kemenangan, mengajarkan kita akan prinsip shalat malam ini. Beliau menegaskannya dengan silap dan perbuatannya.
Ali bin Abi Thalib berkisah, "Pada perang Badar, tidak ada yang paling hebat menunggang kuda selain Al-Miqdad. Pada malam hari, saya menyaksikan, saat semuanya tidur, Rasulullah saw mengerjakan shalat malam sambil menangis hingga waktu subuh tiba."
Ibnu Katsir menggambarkan shalat malamnya Rasulullah saw, "Beliau terus menerus shalat dibawah pohon yang terdapat di sana. Dalam sujudnya beliau senantiasa membaca,
Ya Hayyu Ya Qayyum.
Wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri
Beliau terus mengulangi doa tersebut. Beliau juga tak pernah meninggalkan shalat malam, menangis karena Allah, berdoa untuk memohon kemenangan, sehingga waktu subuh tiba.
Sumber:
Abu Al-Qa'qa Muhammad ibnu Shalih, Mudahnya Shalat Malam, Mizania
0 komentar: