Menghadapi Kegentingan dengan Shalat
Seorang manusia yang lemah dan terbatas, harus selalu berhubungan dengan Allah, ketika usaha sudah di luar batas kemampuannya. Yakni, ketika kekuatan jahat yang lahir maupun batin menyerang.
Ketika usaha untuk bersikap Istiqamah mulai terasa berat antara menolak syahwat dan menceburkan diri dalam kesenangan.
Ketika memerangi thaghut mulai terasa sangat lelah. Ketika jalan membentang sangat panjang dan sulit ditempuh.
Ketika kejahatan menemukan momentumnya, dan kebaikan menemukan jalan buntu.
Tidak ada cahaya yang bersinar di ufuk. Tidak ada pembimbing di jalan.
Yang tersisa hanya nilai dari sebuah ibadah shalat.
Sumber:
Sayid Qutb, Tafsir Fizilalil Qur'an, GIP
0 komentar: