Kisah dan Perumpamaan dalam Al-Qur'an
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Manusia pelupa, bagaimana agar cepat dan menjaga ingat? Manusia itu bodoh, bagaimana agar mudah memahami? Adakah metodologi pembelajaran yang bisa mengobati sifat manusia yang pelupa dan bodoh?
Nabi Adam tergelincir dengan tipu daya setan karena lupa. Manusia banyak yang tergelincir karena bodoh dalam memahami hakikat sesuatu. Bagaimana agar generasi berikutnya tidak mengulanginya lagi?
Fakta itu mudah diingat. Peristiwa itu mudah diingat kembali. Untuk itulah Allah memberi peringatan dengan kisah dan sejarah para pendahulunya. Bukan pendahulunya yang jauh, tetapi yang ada di sekitar lingkungannya. Seperti itulah, Allah mengingat sebuah umat.
Allah tidak saja menurunkan kitab suci dan para nabi dan rasul, tetapi juga peninggalan sejarah, bukti arkeologi, dan naskah tulisan. Kitab suci memaparkan kisah, lalu dikepung dengan bukti-bukti sejarah. Sehingga menggugah mata, telinga, akal, hati dan perasaan manusia.
Semuanya di alam semesta memiliki pola yang sama. Maka, semuanya bisa digunakan untuk dijadikan perumpamaan. Bila memiliki persoalan dan butuh solusi, carilah perumpamaan untuk memudahkan mendefinisikan masalah dan mendapatkan solusi.
Hari kebangkitan diumpamakan seperti hujan di tanah tandus, tiba-tiba tumbuhan pepohonan. Kehidupan dunia seperti pohon yang tumbuh, hijau, berbuah, menguning lalu menghitam. Yang tidak mengambil pelajaran seperti keledai yang memanggul buku.
Kisah dan perumpamaan dihadirkan dari yang paling dekat dengan manusia. Dua pertiga Al-Qur'an penuh dengan kisah dan sejarah. Bila ditambah ayat perumpamaan, berapakah jumlahnya? Ini cara agar manusia selalu ingat dan cerdas. Al-Qur'an itu membuat seseorang menjadi sosok ilmuwan yang kompeten dalam waktu singkat.
0 komentar: