Fakta Historis, Penjajah Israel Meragukan Keberlangsungan Negaranya
Andai Penjajah Israel bisa menguasai Gaza secara totalitas. Andai bisa menghancurkan Hizbullah pun, rasa ketakutan Penjajah Israel tak bisa dihilangkan. Sebab, dengan kekuatan super power militer dan ekonomi yang didukung oleh negara adi daya pun, mereka tetap masih mengkhawatirkan kelangsungan negaranya.
Andai setiap jengkal wilayah pendudukan penjajah Israel sudah terlindungi oleh rudal. Andai seluruh tembok pembatas sudah mengelilinginya. Maka ketakutannya tetap tidak hilang. Sebab, bukankah Namrudz pun tewas karena seekor nyamuk?
Pendiri Penjajah Israel pun masih meragukan keberlangsungan negaranya. Dalam bukunya, The Jewish Paradox, Nahum Goldman, mantan presiden Organisasi Zionis Dunia, menceritakan detail pertemuannya dengan David Ben-Gurion, perdana menteri pertama ‘Israel’, pada musim panas 1956.
Perdana menteri ‘Israel’ tersebut mengatakan kepadanya: “Saya mendekati usia tujuh puluh tahun. Jika Anda bertanya kepada saya apakah saya akan dimakamkan di Negara ‘Israel’, saya akan menjawab ya. Dalam sepuluh atau dua puluh tahun lagi negara Yahudi akan tetap ada.
Namun, jika Anda bertanya kepada saya apakah putra saya Amos akan beruntung dimakamkan di negara Yahudi setelah kematiannya, saya akan menjawab mungkin 50%.” Goldman menyela pembicaraannya dan berkata: “Bagaimana Anda bisa tidur dengan harapan seperti ini?” “Siapa yang bilang saya bisa tidur, Nahum?” jawabnya.
Pada 2017, enam tahun sebelum Banjir Al-Aqsa, Perdana Menteri saat ini Benjamin Netanyahu menyatakan: “Saya akan berusaha agar ‘Israel’ mencapai ulang tahunnya yang ke-100, karena pertanyaan tentang keberadaan kita tidak terbukti dengan sendirinya, dan kita harus buktikan. Sejarah mengajarkan kita bahwa tidak ada negara bagi orang-orang Yahudi yang bertahan lebih dari 80 tahun.”
Lebih khusus lagi, mantan Perdana Menteri Ehud Barak mengatakan dalam sebuah artikel di Yedioth Ahronoth pada Mei 2022: “Sejarah Yahudi menunjukkan bahwa tidak ada negara bagi orang-orang Yahudi yang bertahan lebih dari 80 tahun, kecuali dalam dua periode luar biasa, periode Raja David dan periode Hasmonean, dan kedua periode tersebut mulai hancur pada dekade kedelapan, saat ini negara ‘Israel’ akan memasuki dekade kedelapan, dan saya khawatir kutukan akan menimpanya.”
Ada perasaan mendalam dalam mentalitas Zionis bahwa keberadaan negara mereka, ‘Israel’, bersifat sementara, bahwa negara itu adalah pengecualian historis yang tidak memiliki unsur keberlanjutan, dan bukanlah realitas geografis maupun realitas geopolitik yang solid.
Perasaan ini bukan hanya hasil pembacaan Talmud dan akumulasi sejarah, tetapi juga didasarkan pada fakta politik dan ancaman internal dan eksternal yang selalu mungkin meledak, beberapa di antaranya telah meledak dan dampaknya masih meluas dari bulan ke bulan karena perang terus meluas.
0 komentar: