Didikan Keutamaan
Sifat utama tercapai melalui perjuangan, berebutan kedudukan, di antara akal dengan nafsu. Mula-mula ditempuh dengan berjuang, untung akan mujur menanglah akal. Setelah itu diajar, dibiasakan, sehingga menjadi perangai yang tetap.
Setiap manusia sanggup menempuh jalan itu, dan memasuki medannya, sebab benihnya sudah ada pada jiwa sendiri, yang bernama benih fitrah, kesucian asli. Cuma untung dan malang juga yang kerapkali menyebabkan tergelincir dan terlanjur ke luar jalan, sehingga jatuh.
Bisa sebab pergaulan, lantaran sorak sorai masyarakat, tarikan teman yang buruk, itulah yang kerap menyebabkan tersesat. Sehingga penyakit hawa nafsu, penyakit dunia, penyakit setan, penyakit angan-angan, cita-cita buruk, penyakit loba dan tamak berdatangan dan mengakar.
Maka wajiblah kita berjuang mengendalikan diri agar kembali ke jalan fitrah. Suruh dia menyelidiki kembali dan memeriksa, menghukum dengan akalnya, membentuk irama iradatnya, berusaha supaya menang kekuatan yang yakin daripada kekuatan samar. Supaya dapat cahaya hakikat mengusir mega kejahilan.
Biasakan diri di dalam lingkungan utama, jangan banyak waswas, jangan takut dan putus asa, jangan susah dan duka cita, jangan gentar dan mundur. Berilah dia peringatan bahwa segala sesuatu yang kita perebutkan di dunia ini di dalam umur yang pendek ini, baik harta, jabatan, kehormatan, pujian, semuanya hanyalah perkara tetek bengek, yang tidak memberikan keuntungan apa pun.
Adanya tidak memberikan laba, hilangnya tidak akan merugikan. Alangkah kecilnya megah dunia dibandingkan dengan kebesaran nikmat yang abadi, yang diberikan Tuhan dengan suka ridha-Nya, di dalam dada kita.
Ajar diri berjuang, menghadapi kesusahan, bencana dan bala, halangan dan rintangan, karena mesti demikianlah kerja kita dalam hidup. Semuanya ditunggu, dinanti dengan dada lebar dan tangan terbuka sehingga tidak terkejut. Jika yang datang lebih besar dan hebat. Sebesar-besarnya musuh yang datang dan bencana yang tiba, bentengnya telah ada, yaitu hati kita sendiri.
Sumber:
Buya Hamka, Falsafah Hidup, Republika Penerbit
0 komentar: