Badai Al-Aqsa, Dampaknya Seperti Perang Hittin dan Ain Jalut
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sejarah selalu berulang. Kekuatan kezaliman berakhir dengan kehancuran, sekuat sehebat apapun kekuatannya. Penjajah Israel mengalami seperti yang dialami oleh Tentara Salib dan Mongol. Semuanya terjadi di Palestina, bumi yang diberkahi.
Tentara Salib tak terkalahkan. Mereka gabungan dari kerajaan-kerajaan Eropa. Menghancurkan kekuatan muslimin tanpa ada yang bisa menghentikannya. Mereka merebut Masjidil Aqsha. Membunuh muslimin. Juga, membangun beberapa kerajaan di bumi Palestina.
Namun, Perang Hittin berhasil Menghancurkan kekuatannya. Setelah itu, Tentara Salib tak bisa bangkit kembali.
Begitupun dengan Tentara Mongol. Menyerbu belahan dunia seperti monster yang tak terkalahkan. Tak satupun kekuatan yang bisa menghentikannya.
Namun, Perang Ain Jalut berhasil Menghancurkan kekuatannya. Sejak itu, Tentara Mongol tak bisa bangkit kembali.
Sekarang terulang kembali. Militer Penjajah Israel yang tak terkalahkan tak bisa bangkit lagi setelah operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan oleh faksi-faksi perlawanan yang ada di Palestina.
Sejak operasi ini, Penjajah Israel selalu menelan kekalahan baik oleh faksi Perlawanan Yaman, Lebanon maupun Irak.
1. Perang Hittin
Pertempuran Hittin berlangsung pada tanggal 4 Juli 1187, antara Kerajaan Yerusalem para Tentara Salib dan kekuatan Sultan Salahuddin Ayyubi dari Dinasti Ayyubiyyah. Peristiwa ini dikenal juga sebagai Pertempuran Tanduk Hittin, diambil dari nama sebuah gunung berapi yang telah mati di dekatnya.
Pasukan kaum Muslim di bawah pimpinan Saladin menawan atau membunuh sebagian besar Tentara Salib, menghilangkan kemampuan mereka untuk berperang. Sebagai dampak langsung dari pertempuran ini, pasukan kaum Islam sekali lagi menjadi kekuatan militer yang unggul di Tanah Suci, dengan menaklukkan kembali Yerusalem dan beberapa kota lain yang sebelumnya dikuasai Tentara Salib.
2. Perang Ain Jalut
Pertempuran Ain Jalut, terjadi antara Bahri Mamluk dari Mesir dan Kekaisaran Mongol pada 3 September 1260 (25 Ramadhan 658 H) di Galilea tenggara di Lembah Yizreel dekat tempat yang sekarang dikenal sebagai Sumur Harod (‘Ayn Jālūt, har. 'Air mata Goliat'). Pertempuran tersebut menandai puncak jangkauan penaklukan Mongol, dan merupakan pertama kalinya pasukan Mongol dipukul mundur secara permanen dalam pertempuran langsung di medan perang.
Pertempuran Ain Jalut terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara Bani Mamluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuqa.
Banyak ahli sejarah menganggap pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah di mana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.
3. Operasi Badai Al-Aqsa
Operasi Badai Al-Aqsa (Taufanul Aqsa) sejak 7 Oktober 2023 yang dilancarkan oleh Gerakan Perlawanan Islam Hamas bersama faksi-faksi Palestina lainnya, setahun berlalu telah membuka mata dunia tentang kerapuhan penjajah Zionis Israel.
Serangan itu merupakan aksi perlawanan terhadap penjajah Zionis Israel, yang telah bercokol di bumi Palestina sejak 1948, atau saat ini memasuki 76 tahun. Jika ditarik ke Jalur Gaza, maka serangan itu adalah bentuk perlawanan dari wilayah di Selatan Palestina itu, yang diblokade dari darat, laut, dan udara sejak 2006.
Ya, Operasi Badai Al-Aqsa sejak 7 Oktober 2023, telah mempunyai dampak yang luas, baik pada tingkat internal Palestina maupun pada tingkat regional dan internasional, baik kalangan umat Islam maupun manusia pada umumnya
0 komentar: