Surat Al-Baqarah Syarat Pengangkatan Pemimpin
Suatu saat Rasulullah saw mengutus suatu rombongan ke suatu daerah yang berjumlah beberapa orang. Lalu, siapakah pimpinannya? Bagaimanakah proses seleksinya?
Lalu, Rasulullah saw meminta setiap orang di antara mereka untuk membaca, yakni hafalan Al-Qur'an mereka. Setiap anggota menyetorkan hafalannya di hadapan Rasulullah saw.
Tatkala Rasulullah saw sampai kepada orang yang paling muda dalam rombongan itu, beliau bertanya, "Apa yang telah kamu hafalkan?"
"Aku telah menghafal surat ini dan itu, serta surat Al-Baqarah." Jawab pemuda tersebut.
"Kamu telah menghafal surat Al-Baqarah?" Rasulullah saw menegaskan kembali.
"Benar, wahai Rasulullah saw." Tegas pemuda tersebut.
"Kalau begitu berangkatlah, dan kamu menjadi pemimpin mereka." Sabda Rasulullah saw.
Setelah Rasulullah saw memutuskan pemimpin rombongan, lantas salah seorang pemuka rombongan itu berkata, "Demi Allah, tidak ada yang menghalangi aku untuk mempelajari surat Al-Baqarah, selain karena aku khawatir tidak dapat mengamalkannya."
"Pelajari Al-Qur'an, dan bacalah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang mempelajari dan membaca Al-Qur'an, seperti kantong yang dipenuhi wewangian, harumnya bertiup ke segala penjuru."
"Sedangkan perumpamaan orang yang mempelajarinya kemudian tidur, sedangkan Al-Qur'an ada di dalam dadanya, maka seperti kantong yang disandarkan pada wewangian." Sabda Rasulullah saw.
Mengapa yang mempelajari surat Al-Baqarah layak diangkat sebagai pemimpin?
Ibnu Arabi berkata, "Aku mendengar beberapa guruku berkata mengenai surat Al-Baqarah, bahwa di dalamnya ada seribu perintah, seribu larangan, seribu hukum dan seribu berita." Maka, kepahaman ini yang membuatnya layak menjadi pemimpin.
Sumber:
Hasan Al-Banna, Tafsir Al-Banna, Aulia Press
0 komentar: