Sabar, Buah Penghambaan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Ahli sihir memahami kebenaran dari mukjizatnya Nabi Musa. Setelah paham, mereka bersujud lalu berdoa agar dianugerahkan kesabaran dan diwafatkan sebagai sosok yang menyerahkan diri kepada Allah.
Kesabaran ahli sihir didapatkan setelah bersujud. Sujud membuahkan kesabaran. Sujud adalah kerendahan hamba pada Rabbnya. Yang bisa bersabar hanya pada mereka yang menyadari kehambaannya pada Allah.
(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).””
(Al-A’raf: 126)
Yang sombong takkan bisa bersabar. Yang masih mengandalkan kekuatan ego diri, kepintaran, ilmu pengetahuan dan teknologi, takkan bisa bersabar. Dia akan mudah berkeluh kesah. Ketergesahannya membuat dadanya terasa sempit dan sesak. Sebab perjalanan hidup sesuai Kehendak-Nya, bukan logikanya.
Pasukan Thalut yang bersabar adalah mereka yang meyakini pertemuan dengan Rabbnya. Selain itu, pasukannya lari dari medan perang karena melihat pasukan Jalut yang banyak dan gagah.
Mereka yang berani melawan Jalut hanya mereka yang bersabar, "Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (Al-Baqarah: 250)
Kesabaran adalah buah dari sujud. Buah penghambaaan. Buah keyakinan akan pertemuan dengan Rabbnya.
0 komentar: