Orang Mukmin yang Berkoalisi dengan Fir'aun
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Yang berada di sekitar Firaun ternyata bukan saja Haman dan Qarun, tetapi juga ada dari kalangan yang beriman. Peran Haman dan Qarun, menjadi tangan kanannya Firaun yang mengkonsep dan mengeksekusi setiap kebijakan Firaun.
Musa mendatangi Firaun di istananya. Namun, Firaun, Haman dan Qarun berkata, "Musa itu seorang penyihir dan pendusta." Tidak itu saja, mereka memerintahkan, "Bunuhlah anak laki-laki dari orang yang beriman dan biarkan hidup perempuan-perempuan mereka."
Lalu apa peranan orang beriman saat berkoalisi dengan Firaun? Mengapa dia tidak beroposisi seperti Nabi Musa? Mengapa keberadaannya tidak mengusik Firaun seperti tindakan Firaun yang membunuh para ahli sihir karena mengikuti Nabi Musa?
Orang beriman ini berasal dari keluarga Firaun. Dia menyembunyikan keimanan. Dengan kondisi ini, apakah orang yang beriman ini berdiam diri atas kebijakan Firaun yang hendak membunuh Nabi Musa dan pengikutnya?
Orang beriman ini menasihati Firaun ketika Musa telah meninggalkan Istana. Orang mukmin ini tidak mengungkapkan bahwa dia mendukung Musa, tetapi menentang rencana kebijakan pembunuhan Firaun terhadap Musa dan pengikutnya.
Orang mukmin tersebut berkata dihadapan Firaun, "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu."
"Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu".
Jadi peran orang mukmin yang berkoalisi dengan Firaun adalah untuk mempengaruhi, mengoreksi dan memperbaiki kebijakan yang bisa menghancurkan dan membunuh kebaikan. Walaupun, dia tidak bisa merubah ideologi penguasanya.
0 komentar: