Merekayasa Pohon Takdir
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Tak perlu dipusingkan dengan takdir. Sebab, takdir itu memiliki esensi yang tetap walaupun perjalanannya tak terduga dan beraneka ragam, sebanyak makhluk-Nya di bumi dan langit, serta di antara keduanya.
Perjalanan takdir manusia seperti pohon. Setelah tumbuh, tidak ada yang mengetahui arah batang, dahan, ranting dan daunnya. Tidak tahu tinggi dan rendahnya. Juga, kapan berbuahnya.
Yang bisa dilakukan oleh manusia hanya, memilih bibit yang berkualitas, ditanam di daerah yang cocok dengan tanaman tersebut, mengolah tanah, memupuk, cukup mataharinya, mengolah air hujannya, dan merawatnya. Selain itu, tak ada yang bisa dilakukan oleh manusia.
Yang pasti, setiap tumbuhan bisa dipanen, baik daunnya, kayunya, buahnya, getahnya, dan akarnya. Manusia hanya tinggal menunggu, kapan tanaman itu dapat dipanen. Inilah dibutuhkan kesabaran.
Memetik hasil, tak bisa dipercepat dan diperlambat. Manusia hanya bisa memprediksinya. Manusia hanya bisa memahami karakter tanaman tersebut, lalu memanfaatkan karakternya untuk merekayasa agar hasilnya lebih baik.
Bila salah memahami karakter tanaman tersebut. Bila tidak bisa menempatkan karakternya di waktu dan tempat yang tepat, maka rekayasa tersebut akan gagal.
Manusia tidak bisa merubah buahnya. Yang ditanam, itulah yang akan diperolehnya. Oleh karena itu, tanamlah pohon sesuai kebutuhannya.
0 komentar: