Menangkap Sinyal Ruh Sirah Nabawiyah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Pemahaman dan penghayatan sirah Nabawiyah adalah sebuah kemestian bagi pembangunan umat. Sebab, di dalamnya terdapat peneguhan hati, memahami kebenaran dan peringatan bagi yang beriman. Mengapa jarang yang menangkap sinyal ini?
Sebab, perjalanannya tidak berada dalam suatu gelombang yang sama dengan garis Rasul dan para sahabatnya. Perjalanannya, bukan lagi jihad, dakwah dan harakah. Yang disebarkannya bukan lagi fikrah dan aqidah.
Bila sirah itu seperti pesawat pemancar siarannya, akan ditangkap baik apa apabila kita memasang gelombang yang sama dengan pesawat penerimanya. Jadi, intisari Sirah Nabawiyah tak pernah menyentuh, menyadarkan, menginspirasi, menggelorakan dan menggerakkan, bisa jadi karena obsesi hidupnya yang tak searah lagi dengan Rasulullah saw.
Setiap Rasulullah saw dan sahabat akan dan mengalami menghadapi ujian, Allah mewahyukan beragam kisah Nabi dan rasul serta orang yang shaleh. Semuanya, memberikan bimbingan, solusi dan peneguhan hati.
Apakah hanya berlaku bagi mereka?
Setiap yang diberikan Allah kepada Rasulullah saw dan Sahabat, berarti diberikan juga kepada yang beriman dan yang mengikuti jejaknya. Bukankah, umat Islam adalah pewaris risalah nabi terakhir?
Bisa jadi, mempelajari Sirah Nabawiyahnya hanya untuk menuntaskan kehausan ilmiah dan intelektual yang terjebak pada matan (isi cerita), urutan kronologis peristiwa dan hanya dianggap biografi orang besar saja.
Bisa jadi, membaca Sirah Nabawiyah terjebak hanya untuk menikmati catatan sejarah semata, yang tidak berkaitan dengan persoalan hari ini dan masa depan. Sehingga, sirah Nabawiyah seperti membaca kisah fiksi belaka. Itulah sebab, Sirah Nabawiyah kehilangan jiwanya.
0 komentar: