Membangun Daerah Jajahan Israel Raya?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Apa perbedaan faksi perlawanan dengan tentara reguler? Hanya soal infrastruktur militernya saja. Apakah ini hal yang mendasar dalam pertempuran? Hanya sebagian saja, tetapi bukan yang fundamental.
Penjajah Israel melakukan agresi ke Gaza, Tepi Barat, sekarang mulai mengarah ke Lebanon. Apakah selesai sampai disini? Tentu tidak, ambisinya membangun negara jajahan yang disebut Israel raya. Akan tercapaikah? Tidak akan pernah tercapai.
Dalam sejarah dunia, masih adakah negara yang dibangun di atas tanah jajahan? Semuanya kembali ke wilayahnya semula. Portugal, Spanyol, Inggris, Perancis, Italia, Belanda, dan Amerika, telah mencobanya, berhasilkah? Semuanya kembali ke asalnya. Bila, awalnya penjajah Israel tidak ada, maka akan kembali tidak ada.
Yang dihadapi penjajah Israel memang tidak memiliki infrastruktur yang kuat dan modern, namun apakah akan berhasil dijajah dan dihancurkan? Faksi perlawanan memiliki ideologi, keyakinan dan semangat, ini yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun, walaupun para penjajah memiliki sumber daya tak terbatas.
Suriah, Lebanon, Iraq, Yaman, dan Palestina terus bergolak tak pernah berhenti. Amerika, Rusia, Iran dan Arab Saudi pun tak bisa meredamnya. Pergolakan antar faksi tak bisa dihentikan. Mereka telah memiliki mental bertempur yang terlatih sangat lama. Bisa pasukan penjajah Israel menghadapinya?
Penjajah Israel hanya ahli dalam perang jarak jauh, perang dengan teknologi modern, dan merusak infrastruktur, apakah model perang seperti ini akan bisa memenangkan pertempuran?
Pertempuran darat syarat sebuah kemenangan pertempuran, apakah ini dimiliki oleh tentara penjajah Israel? Terbukti, di Gaza dan Tepi Barat, mereka tak berdaya. Penjajah Israel akan kalah di pertempuran terakhir, seperti Amerika dan Uni Soviet yang keluar dari Afghanistan. Seperti Serbia yang keluar dari Bosnia.
0 komentar: