Kisah Ibunda Musa, Cara Allah Mengokohkan Keyakinan akan Pertolongan-Nya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Nabi Musa baru saja diberikan wahyu oleh Allah dalam perjalanan dari Madyan ke Mesir. Allah memperlihatkan bekal kemukjizatan pada Nabi Musa berupa tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang bercahaya putih.
Setelah diberi bekal tersebut, Allah memerintahkannya untuk mendatangi istana Firaun untuk berdakwah. Meluruskan kesalahan Firaun. Namun, masih ada keraguan. Bagaimana mungkin lari dari Mesir lalu kembali dengan langsung menghadapi Firaun?
Di saat keraguan tersebut, Allah mengingatkan liku-liku kehidupan Nabi Musa di saat kecil. Perjalanan ibunda Musa saat menghanyutkannya ke sungai yang baru saja terjadi yang amat dekat dengannya. Kisah ini diabadikan dalam surat Tahaa ayat 37-40,
Dan sungguh, Kami telah memberikan nikmat kepada Anda pada kesempatan yang lain (sebelum ini), (37)
(yaitu) ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan, (38)
(yaitu), letakkan dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia akan diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan agar kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (39)
(Yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu dia berkata (kepada keluarga Fir'aun), 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?' Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hati dan tidak bersedih hati. (40)
Dalam kisah tersebut, Allah yang merancang semua perjalanan hidup. Merancang semua takdir. Selalu membersamai hamba-Nya. Jadi, mengapa harus takut dengan Firaun? Akhirnya Nabi Musa pun dengan keyakinan kuat melangkahkan kaki menuju istana Firaun.
0 komentar: