Introspeksi Bagi Para Juru Dakwah Dalam Mentarbiyah Diri
Tanda kemenangan semakin dekat adalah saat akhlak imani yang utama menyeruak di tengah kita, tingkat kejernihan hati meningkat, istighfar semakin bertambah, dan taubat dilakukan terus menerus.
Umar bin Khatab saat melepaskan pasukannya menasihati agar bertaubat sebelum bertempur. Sebab, senjata perang yang terbaik adalah amal-amal shaleh.
Fudhail bin Iya berkata kepada pasukan yang hendak berperang, "Bertaubatlah, karena taubat mampu menolak dari kalian sesuatu yang tidak bisa ditolak oleh pedang."
Refleksi terhadap diri sendiri. Sebab, kita bisa mengarahkan orang lain bila telah berhasil mengarahkan diri sendiri. Imam Mesir, Abdullah bin Wahb berkata, "Yang pandai berbuat baik untuk orang lain hanyalah orang yang pandai berbuat baik kepada diri sendiri."
Seorang dai tidak bisa menpengaruhi orang lain, selama ia belum terpengaruh dan diwarnai oleh apa yang dia dakwahi. Sesungguhnya masyarakat akan membangun sendiri pemikiran dan kepribadiannya, menentukan berbagai bentuk perilakunya dengan mengikuti para dai, dan segera memahami dakwah apabila para dai terlebih dahulu telah memahaminya.
Wara seperti gelombang yang akan menciptakan penggerak bagi manusia. Yahya bin Muaz berkata, "Sebesar apa kesibukanmu dengan Allah, sebesar itu pula kesibukan makhluk dengan dirimu." Taufiq Allah swt kepada para dai dalam aktivitas rekrutmennya sejalan dengan perhatian para dai kepada Allah.
Krisis ketidakpedulian manusia kepada para dai merupakan dari krisis kurangnya perhatian para dai terhadap apa yang diwajibkan Allah. Barangsiapa siapa yang menghadapkan hatinya pada Allah, maka ia telah menghadapkan hati manusia kepada dirinya.
Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Khitah Dakwah, Rabbani Press
0 komentar: