Dai adalah Pengembara
Imam para dai dari golongan salafus shaleh, mereka berlayar untuk menyebarkan dan menyampaikan dakwah, mereka memulai pembicaraan dengan orang-orang, berinteraksi dengan aktif, dan tidak menunggu kedatangan orang untuk bertanya. Demikianlah kondisi dai selamanya.
Dai hari ini harus mengembara dan berlayar ke berbagai tempat untuk menyampaikan dakwah. Lihatlah, bagaimana para utusan Rasulullah saw mengembara ke berbagai pedalaman. Tidak menunggu kedatangan mereka ke Madinah.
Orang Badwi bertanya kepada Rasulullah saw tentang rukun Islam, ketika diberi tahu, ia berkata, "Aku tidak menambah dan tidak mengurangi." Bagaimana orang Badwi memulai pertanyaan? "Wahai Rasulullah saw, utusanmu mendatangi kami, lalu menyampaikan bahwa kamu mendakwahkan bahwa Allah telah mengutusmu."
Utusan Rasulullah saw datang kepada mereka sebagai dai. Barangsiapa menunggu didatangi orang, maka ia bukan dai.
Para Sahabat meningkatkan Madinah, ketika Rasulullah saw mengutusnya ke kaum Badwi tersebut. Meninggalkan rumah, keluarga dan anak. Mengarungi gurun demi gurun, panas dan dingin untuk menyampaikan dakwah.
Inilah kondisi dakwah yang anda ingin sampai kepada tujuan. Harus ada pergerakan, proaktif, inisiatif, perjalanan panjang, dan ucapan.
Duduk dan berkhayal bukan jalan kesuksesan. Jadi, pahamilah riwayat hidup pendahulu kita dan ikuti mereka, niscaya akan sampai.
Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Titik Tolak, Robbani Press
0 komentar: