Turun Gunungnya Para Ulul Azmi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Turun gunung, itulah ungkapan bagi para pendekar putih yang mulai berkiprah. Gunung medan penempaan jiwa dan menimba ilmu. Gunung menjadi tempat berkhalwat untuk membersihkan hati dan menajamkan akal. Gunung membentuk tubuh yang bugar dan kuat.
Yang menempa Rasulullah saw pun gunung. Sejarah yang fenomenal bermula dari gunung. Bukankah wahyu pertama kali datang di gunung, Jabal Nur? Bukankah keselamatan Hijrah ke Madinah karena sebuah gunung, Jabal Tsur? Bukankah pertempuran yang mendidik jiwa muslimin berada di gunung, Uhud?
Nabi Musa mendapatkan wahyu pertama di gunung, Lembah Thuwa. Mendapatkan perintah Allah yang memuat tuntunan dalam mengelola kaumnya dari sebuah gunung Tursina. Dari gunung Nabi Musa memulai dakwah dan mendidik kaumnya.
Nabi Nuh mengalami ujian dakwah yang sangat berat selama seribu kurang lima puluh tahun. Dalam berdakwah, Nabi Nuh pun membangun kapal. Saat badai dan banjir menerpa, Nabi Nuh berlayar dengan perahunya. Dimana tempat perhentiannya? Di sebuah gunung, Ararat.
Dari gunung, Nabi Nuh dan keturunannya. Dari gunung, kaumnya, tumbuhan dan hewan yang diselamatkan Allah menyebar ke seluruh muka bumi. Melanjutkan dakwah Nabi Nuh.
Bagaimana setelah naik gunung dan berkemah? Bagaimana energi yang diperoleh setelah berinteraksi dengan gunung? Apakah akan seperti Nabi para Ulul Azmi? Apakah kiprahnya akan seperti Nabi Nuh, Nabi Musa dan Rasulullah saw?
Ataukah seperti kaum Nabi Syuaib, gunung menjadi tempat kemewahan dan berbangga? Kita sendiri yang menentukan.
0 komentar: