Tugasku Hanya Melangkahkan Kaki
Syeikh Fathul Mushili bercerita,
Suatu hari, ketika sedang berjalan di Padang Sahara, seorang pemuda berjalan didekatku dan lisannya tak henti berdzikir, padahal ia belum genap berusia baligh.
Aku pun mengucapkan salam kepadanya dan ia menjawab salamku. Lantas aku bertanya kepadanya,
"Hendak kemana engkau, wahai anak muda?"
"Ke Baitullah," jawabnya.
"Apa yang sedang engkau baca?" tanyaku.
"Al-Qur'an," jawabnya.
'Bukankah engkau belum baligh dan belum mendapat catatan dosa?" Ucapku.
"Kusaksikan kematian merenggut nyawa orang yang jauh lebih muda dariku, maka kusiapkan bekal untuk menyambutnya," jawabnya.
"Langkamu pendek, sedangkan jalan yang akan engkau tempuh sangat jauh," ujarku.
"Tugasku hanya melangkahkan kaki, Allah-lah yang akan menyampaikannya," ujarnya.
"Mana bekalmu dan kendaraanmu?" Tanyaku.
"Bekalku adalah keyakinanku, adapun kendaraanku adalah harapanku," jawabnya.
Setelah itu, pemuda itu mempercepat langkah kakinya dan tak lama kemudian dia lenyap dari pandanganku dan aku baru melihatnya kembali setibanya di Mekah.
Sumber:
Habib Novel Alaydrus, Manusia Langit, Raudah Publishing
0 komentar: