Syaqiq bin Salamah Berpesan kepada Pembelajar Al-Qur'an
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Syaqiq bin Salamah hidup di era Rasulullah saw namun tidak pernah bertemu dengan Rasulullah saw. Dia berkisah, "Aku masih ingat ketika jaman jahiliyah dulu, saat usia 10 tahun, ketika itu saya sedang mengembala kambing milik keluargaku, pada saat itulah Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul."
Dikisahkan tentang Syaqiq bin Salamah, "Syaqiq selalu menangis tersedu hanya ketika ia melaksanakan shalatnya di rumah sendiri. Kalaupun seandainya ia ditawarkan seluruh dunia beserta isinya untuk melakukan hal ini dengan dilihat oleh orang lain, maka ia tidak akan melakukannya."
Syaqiq bin Salamah berdoa dishalatnya, "Tuhanku, ampunilah aku. Tuhanku, maafkan aku. Jika Engkau maafkan aku, itu semata karena rahmat-Mu yang begitu luas. Tapi jikapun Engkau menghukumku, maka itu pasti bukan karena kezaliman dari-Mu."
Syaqiq bin Salamah sangat fokus belajar Al-Qur'an, dia belajar kepada Abdullah bin Masud. Dia teringat pesan gurunya, "Apabila telah telah belajar sepuluh ayat Al-Qur'an, maka ia masih belum boleh melangkah lebih jauh hingga mengerti benar dari kesepuluh ayat tersebut dan menjalankannya."
Syaqiq bin Salamah memberikan pesan kepada muridnya, agar benar menjadi sosok yang berkepribadian Qurani. "Apakah kamu tahu seperti apa para pembelajar Al-Qur'an di zaman ini?"
"Mereka laksana seorang pria yang mengemukakan kambingnya, namun ketika ia menyembelihnya, ternyata kambing itu penuh kotoran yang tidak bisa dibersihkan."
"Atau laksana pria yang mengumpulkan uang Dirham dan Dinar, lalu dia membawa pulang semua uang tersebut, namun ketika diletakkan di air raksa, ternyata semuanya luntur dan hanya berupa tembaga saja."
Bila di era Syaqiq bin Salamah seperti itu, bagaimana dengan pembelajar Al-Qur'an di masa sekarang?
Sumber:
Badar Bin Nashir, Kisah Kaum Salaf Bersama Al-Qur'an, Al-Kautsar
0 komentar: