Seandainya Punya Banyak Pembela
Keprihatinan Ibnu Qayyim tertulis dalam kitab Miftahu Daris Sa'adah, "Oh, agama yang hebat, seandainya ia punya banyak pembela." Mengapa keprihatinan ini bergolak pada jiwanya?
Dihadapan sang Ibnu Qayyim, banyak tokoh fuqaha tentang masalah-masalah furu dan para zahid, namun mereka tidak memenuhi sosok ideal menurut kriteria sang Ibnu Qayyim.
Ia menginginkan yang lain, bukan hanya memiliki pemahaman fiqh dan zuhud, tetapi mereka pergi ke fase yang lebih jauh lagi.
Ia menginginkan dari mereka muncul para dai yang bersemangat tinggi menunjuki umat manusia, melaksanakan hukum Allah, dan menentang orang yang memerintahkan manusia dengan hawa nafsunya.
Itulah fase yang tidak dicapai selain orang yang dianugerahi akhlak tokoh. Ia menolak orang yang tidak mencapai tingkatan ini, baik karena berdamai atau cukup dengan melakukan sindiran. Karena itu, ketika dikatakan kepada salah seorang tokoh, "Kami ada kebutuhan kecil," (bukan urusan dakwah) maka ia menolak dan berkata, "Carilah lelaki kecil."
Jiwa lelaki kecil puas dengan amal yang ringan. Sedangkan lelaki besar punya semangat yang tinggi, sehingga ia mengincar amal-amal besar. Demi Allah, dakwah ini merupakan tugas laki-laki sebenarnya. Kawanannya terdiri dari para pelopor dan pemberani.
Sedangkan orang penakut terhadap benturan dan akibat-akibatnya, hanya lelaki kecil.
Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Titik Tolak, Robbani Press
0 komentar: