Pergelutan Ilmu Para Dai,
Dalam Perspektif Syeikh Nawawi Al-Bantani
Pergelutan ilmu harian bagi para dai menurut Syeikh Nawawi Al-Bantani adalah mengajar, menulis, mempelajari dan menelaan buku. Bila memungkinkan, senantiasa menyibukkan diri dalam pergelutan ini.
Ketekunan ini merupakan amalan yang paling utama setelah mengerjakan amalan wajib dan sunnah karena manfaatnya sangat besar bagi umat dalam membimbing mereka ke jalan akhirat dengan benar. Ilmu seperti apa yang digeluti?
Ilmu yang terpuji baik sedikit maupun banyak. Yaitu, Ilmu tentang sifat-sifat, perbuatan-perbuatan, dan sunah-sunah Allah yang berlaku pada ciptaan-Nya, dan hikmah-hikmah-Nya yang lebih mengutamakan akhirat daripada dunia.
Ilmu yang apabila tercukupi maka akan terpuji. Jika berlebihan tidak baik. Ilmu tersebut terbagi menjadi, Ushul (pokok), furu (cabang), muqaddimah (pendahuluan), dan mutammah (pelengkap).
Ilmu ushul. Yaitu Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah saw, ijma umat (kesepakatan umat) dan atsar sahabat (ucapan dan tindakan para sahabat)
Ilmu furu. Yaitu, berkaitan dengan maslahat dunia yang menjadi pokok pembahasan kitab fiqh. Berkaitan dengan hati dan bathin manusia, akhlak mulia dan tercela, dan segala hal yang diridhai dan dibenci Allah.
Ilmu muqaddimah. Yaitu, berkedudukan sebagai Ilmu alat seperti bahasa dan nahwu yang membantu dalam memahami Al-Qur'an dan hadits Rasulullah saw.
Ilmu Mutammah. Yaitu, berkaitan dengan lafal Al-Qur'an, seperti cara membaca Al-Qur'an dan tempat keluarnya huruf. Berkaitan dengan makna Al-Qur'an seperti tafsir. Berkaitan dengan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an yang disebut Ushul Fiqh. Pengetahuan tentang perawi.
Bila masih ada sisa waktu, mempelajari perbandingan mazhab dalam Ilmu fiqh, agar dapat bersikap adil dan menjadi penengah manakala terjadi persengketaan.
Pergelutan para dai dengan ilmu setiap hari, maka mencegah dirinya dari menasihati orang lain namun lalai dalam memperbaiki dirinya. Pergelutan dengan ilmu bertanda bahwa sang Dai tengah berjihad memperbaiki dirinya.
Sumber:
Syeikh Nawawi Al-Bantani, Maraqi Al-Ubudiyah, Wali Pustaka
0 komentar: