Penjajah Israel, Saat Solusi Hanya Senjata
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Israel terus memburu para pemimpin perlawanan untuk membunuhnya. Tak hanya yang ada di Palestina, tetapi juga di Lebanon bahkan Iran. Bahkan mengancamnya hingga di seluruh dunia. Bukankah ada ilmuwan Palestina yang dibunuh di Malaysia dan Tunisia?
Penjajah Israel memang memiliki senjata persisi yang mampu mengarahkan senjata ke objek yang dituju dengan tepat sasaran. Memiliki teknologi pengumpulan big data dari google dan microsoft, dari satelit dan pesawat mata-mata, dengan pengolahan kecerdasan buatan. Persoalannya bukan di ranah ini, tetapi apakah keputusannya benar? Apakah strateginya benar?
Keputusan yang salah yang didukung oleh sumberdaya tak terbatas, analisis yang dalam, infrastruktur yang kuat, manusia yang hebat hanya menghasilkan kehancuran. Keputusan yang benar yang didukung oleh sumberdaya yang terbatas, tetap akan membuahkan hasil, walaupun membutuhkan proses yang lambat.
Di Tepi Barat yang lemah, tiba-tiba menjadi sangat kuat. Perlawanannya semakin kuat, terpadu dan terorganisir setelah mereka melihat keteguhan saudaranya di Gaza. Setelah penjajah Israel mempersenjatai pemukim illegal yahudi untuk merampas tanah dan rumah, membangun kompleks perumahan illegal dan tembok-tembok yang menutup pergerakan rakyat Palestina.
Di Gaza, perlawanan terus menekan penjajah Israel. Hingga hampir setahun, tak bisa ditumpas. Efeknya, perekonomian semakin hancur, dua pelabuhan laut sudah mulai rontok. Pelabuhan udara mulai sepi. Kompensasi atas efek perang terus meningkat. Padahal tanda-tanda kemenangan belum juga terlihat.
Penjajah Israel semakin lupa diri. Terus meminta bantuan bom dan persenjataan lebih banyak untuk mempercepat kemenangan. Terus memaksa rakyatnya untuk menjadi tentara cadangan yang diterjunkan ke medan perang. Sudah dikerahkan 500.000 orang, tetapi tak cukup?
Bukankah perang hanya menghancurkan? Termasuk bagi pemenangnya? Bukankah perang karena dorongan kemarahan sangat mudah dipatahkan karena tak memiliki strategi yang jitu? Sebab kemarahan hanya membuahkan penghancuran semata tanpa berfikir yang mendalam.
0 komentar: