Pendudukan Israel Tak Lagi Aman
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sebuah bom meledak di Tel Aviv, Israel, pada Ahad (18/8/2024) malam di tengah kampanye genosida Israel di jalur Gaza. Polisi Israel dan badan intelijen dalam negeri Shin Bet menuding bom tersebut merupakan serangan teroris.
Pria yang membawa bom, meledak di dekat sebuah Sinagog. Pria tersebut tewas dan seorang pejalan kaki terluka, menurut polisi di tempat kejadian. “Sekarang dapat dipastikan bahwa ini adalah serangan teror,” kata polisi dan Shin Bet dalam pernyataan bersama pada Senin dilansir Reuters.
Pada Sabtu, beberapa kebakaran terjadi di wilayah Palestina yang diduduki Israel sebagai akibat dari serangan roket yang ditembakkan oleh Hizbullah yang menargetkan pemukiman Israel Ayelet HaShahar di dekat Safad yang diduduki.
Puluhan ribu orang bergegas ke tempat perlindungan bom pada Sabtu siang, sementara dewan lokal di daerah tersebut mendesak warga Israel di permukiman yang belum dievakuasi untuk mengurangi pergerakan mereka. Mereka diminta tetap berada di dekat bunker dan kawasan aman yang ditentukan. Media Israel juga menunjukkan bahwa para pemukim di Utara “bertanya-tanya berapa lama situasi ini akan berlanjut, karena kehidupan normal saat ini lumpuh.”
American Airlines, sebuah maskapai besar Amerika Serikat, telah membatalkan semua penerbangannya dari dan ke ‘Israel’ sampai April 2025, menurut laporan media Ibrani pada Ahad.
Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan regional atas pembantaian Zionis ‘Israel’ yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.100 orang dan melukai 92.600 orang lainnya sejak 7 Oktober lalu.
Di utara, penjajah Israel menghadapi Hizbullah. Di tengah, perlawanan Tepi Barat terus bergeliat. Di selatan, belum juga bisa memenangkan pertempuran. Bahkan, Tel Aviv lebih sering diguncang bom. Perusahaan penerbangan mulai banyak yang menutup jalurnya. Apa dampaknya? Bila terkepung dengan ketakutan?
Adakah negara yang tumbuh bila perang berkepanjangan? Bukankah Iraq dan Suriah terpuruk? Padahal dibantu oleh Amerika dan Rusia. Bagaimana dengan bangsa Yahudi yang tidak pernah mengalami situasi seperti ini?
0 komentar: