Naik Gunung, Persiapan Akhir Zaman
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Apa fenomena Akhir Zaman? Penuh dengan huru hara. Penuh dengan kekacauan. Paginya beriman, sorenya kafir, dan juga sebaliknya. Saat kekacauan, apa pilihannya? Mencari ketentraman. Di mana tempatnya? Di gunung.
Menjaga gunung berarti bersiap menghadapi huru hara hari Kiamat. Gunung memiliki sumber daya untuk bertahan hidup. Ada air, bagan yang menjadi api, tumbuhan, tanah yang subur, dan udara yang segar. Bukankah kota semakin padat dengan penduduk, teknologi yang bising dan pengap?
Belajar naik gunung berarti bertahan hidup dengan sumber daya terbatas. Bukankah semakin hari manusia berebut sumber daya? Bagaimana hidup tanpa perebutan sumber daya? Belajarlah berkemah.
Saat naik gunung, bukankah diajarkan sumber karbohidrat dan protein alternatif? Bila terus dikembangkan akan membangun negri yang memiliki kedaulatan pangan. Bukankah keberhasilan melawan penjajah karena banyaknya alternatif pangan.
Apa sabda Rasulullah saw untuk menghadapi huru hara hari Kiamat? Menanam pohon, mengurus tanah, memelihara ternak dan mematahkan pedang. Mendaki gunung, berarti berinteraksi dengan tanah, pohon, air dan ternak.
Perhatikan karakter tanah. Perhatikan karakter tumbuhan. Perhatikan beragam aneka tumbuhan dan tanah dalam setiap perbedaan ketinggian gunung. Itulah awal memahami apa yang harus ditanam dan diternak.
Naik gunung dan berkemah sebuah training menghadapi dunia yang carut marut dan penuh huru hara. Bukan untuk lari dan menyendiri ke gunung! Tetapi memahami alam. Bagaimana hidup tanpa dukungan teknologi? Bukankah orang kaya di dunia, justru berebut ke sektor pengolahan tanah, tumbuhan dan ternak?
0 komentar: