Merespon Perubahan Realita Dakwah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Mari membuka detik-detik perjanjian Hudaibiyah. Saat itu Rasulullah saw bermimpi memasuki Mekah. Mereka berangkat tidak untuk berperang, tetapi hendak menunaikan Umrah.
Tiba di Hudaibiyah, ternyata kaum muslimin tidak diperkenankan masuk ke Mekah. Rasulullah saw mengutus Utsman bin Affan untuk menemui para petinggi Quraisy untuk menjelaskan maksud kedatangannya ke Mekah. Namun beberapa hari Utsman bin Affan tidak muncul juga. Ada berita, bahwa Utsman bin Affan dibunuh.
Mendengar berita tersebut, Rasulullah saw mengumpulkan para Sahabat. Mereka berjanji untuk membalas darah Utsman bin Affan hingga tetes penghabisan. Tanpa persiapan perang, mereka harus berperang. Semua telah membulatkan tekadnya.
Namun tiba-tiba, Utsman bin Affan datang. Petinggi Quraisy menawarkan perjanjian damai. Isi perjanjian damai sangat merugikan muslimin menurut pemikiran para Sahabat.
Ali enggan menuliskan perjanjian. Umar bin Khatab memprotes keras sikap Rasulullah saw. Bahkan, Umar bin Khatab mengaduk protesnya pada Abu Bakar. Namun Abu Bakar, tetap mempercayai langkah yang diambil Rasulullah saw.
Ditambah lagi, ada peristiwa yang memilukan yang dipertontonkan dihadapan mereka. Ada yang baru masuk Islam setelah perjanjian Hudaibiyah. Langsung ditangkap oleh kafir Quraisy. Rasulullah saw hanya berpesan, "Bersabarlah."
Umar bin Khatab berkata kepada Rasulullah saw, "Bukankah kita dipihak yang benar? Bila mati akan dimasukkan ke surga? Bukankah Engkau telah bermimpi kita akan memasuki Mekkah? Rasulullah saw mendengarkan isi hati Umar bin Khatab.
Perhatikan, dalam jeda waktu yang amat dekat, Rasulullah saw membuat keputusan yang berbeda-beda. Rasulullah saw melakukannya karena kondisi riil dakwahnya berbeda-beda pula. Namun dalam perbedaan keputusannya, ada yang tetap sama. Apa itu? Kemaslahatan dakwah.
Selama keputusan berdasarkan kemaslahatan dakwah, bukan dunia. Selama keputusan dilakukan dengan proses musyawarah. Maka akan ada keberkahan. Apa bentuknya? Kita serahkan pada Allah.
0 komentar: