Mengungkap Sejarah dari Gunung
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Dua hari di Kaki Gunung Salak. Apa yang dipikirkan dan dirasakan? Energi jiwa apa yang diperoleh? Banyak sejarah yang tercatat dari sebuah gunun.
Gunung Salak dan Halimun. Inilah gunung yang telah menghidupi masyarakat di Kabupaten Bogor, Sukabumi, sekitar Cianjur, Tangerang dan Pandeglang. Diamnya namun menghidupi banyak orang.
Gunung ini pula Syekh Yusuf Makasari, Sultan Ageng Tritayasa dan Pangeran Purbaya berjuang menghadapi Belanda. Di gunung ini pula, ajengan Abdullah bin Nuh, Soleh Iskandar dengan para Santrinya berjuang melawan Belanda yang hendak merampas kemerdekaan Indonesia.
Gunung pernah menolak menerima amanah dari Allah. Sebab, khawatir berkhianat. Namun, para pengkhianat justru berbangga dan menyombongkan diri. Siapakah yang lebih mulia? Gunung atau para pengkhianat negri? Bagaimana reaksi gunung bila yang berjalan di pundaknya adalah para pengkhianat amanah?
Negri Saba menjadi makmur dan sejahtera karena bisa mengelola air dari gunung. Lembah-lembahnya dimanfaatkan sebagai bendungan air. Saat berlebihan di tampung. Saat kemarau, disalurkan. Sebab, air gunung mengandung mineral terbaik untuk kehidupan.
Kaum Nabi Syuaib menjadikan gunung untuk kediamannya. Menjadikan bebatuan menjadi tiang-tiang dan dinding rumah. Rumah menjadi simbol kemewahan, kemegahan dan kekuatan.
Nabi Dawud menjadikan gunung sebagai sahabat. Berdzikir dan bertasbih bersama gunung. Itulah sebab di punggung gunung terasa sejuk, damai dan segar.
0 komentar: