Mengapa Kisah di Al-Qur'an Hanya Untuk yang Beriman?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Kisah para nabi dan rasul, dikisahkan oleh Allah hanya untuk yang beriman. Mengapa khusus bagi yang beriman? Bagi yang tak beriman, dianggap dongeng dan legenda. Semuanya bualan, mimpi, khayalan dan tak mungkin terjadi. Yang menggunakan logika, akal, dan pengalaman, tak akan mempercayainya.
Kisah para nabi dan rasul sangat mencengangkan dan menakjubkan. Banyak yang di luar nalar dan jangkauan. Namun, bagi yang beriman, semuanya nyata, jelas dan pasti terjadi dalam waktu singkat.
Allah membuka kisah Nabi Musa dengan latarbelakang situasi dan kondisi yang sangat kontradiktif. Istana yang sewenang-wenang dan pembuat kerusakan, melawan kaum minoritas yang tertindas, terpecah belah, dan tak memiliki kekuatan sedikit pun. Namun apa janji Allah bagi yang tertindas?
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)," (Al-Qasas: 5)
"dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka." ( Al-Qasas: 6)
Bagaimana proses pertumbuhan kaum minoritas yang tertindas, terpecah belah dan tidak memiliki kekuatan menjadi kekuatan yang menghancurkan Firaun, Haman dan bala tentaranya yang sangat kuat? Bagaimana kekuatan yang zalim tiba-tiba diliputi kepungan ketakutan yang luar biasa?
Di saat kontradiktif ini. Allah justru menampilkan adegan seorang ibu yang sedang ketakutan dipinggir sungai. Yang sedang menyusui lalu menghanyutkan sang bayi ke sungai Nil. Bagaimana situasi ini kelak menghancurkan kezaliman dan kerusakan Firaun sang "tuhan" Mesir?
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, "Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." (Al-Qasas: 7)
Solusi ragam fenomena kontradiktif ini dibutuhkan keimanan. Liku-liku perjalanannya dibutuhkan keimanan. Sebab, iman melahirkan para pemimpin yang berkarakter pahlawan.
0 komentar: