Mata Air, Indikator Manajemen Jiwa
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sangat segar meminum air yang mengalir di sepanjang perjalanan ke Kawah Ratu Gunung Bunder. Kesejukannya tidak seperti es yang terlalu dingin. Kesejukannya seperti udara di pegunungan.
Air yang mengalir merupakan sebuah indikator tentang jiwa manusia. Di Al-Qur'an, dalam surat Nuh, Allah menghubungkan mata air yang mengalir dengan manajemen jiwa seseorang. Jiwa, mengapa berkaitan dengan fenomenal alam?
Yang selalu beristighfar kepada Allah akan dikaruniakan kebun yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Yang giat membersihkan jiwanya. Yang selalu bermuhasabah akan dikaruniakan kebun-kebun ada mata airnya.
Mengapa tiba-tiba muncul mata air zamzam di daerah yang tandus? Mengapa tiba-tiba muncul air yang menyembuhkan penyakit Nabi Ayub? Mengapa batu bisa mengeluarkan air saat Nabi Musa melakukan perjalanan ke Palestina? Ini fakta sejarah.
Di Riyadhus Shalihin terdapat kisah tentang sebuah kebun yang lebat buahnya. Awan pun berarak ke kebun tersebut untuk mendatangkan hujan, sehingga kebun tersebut mendapatkan air yang tak pernah berhenti. Apa penyebabnya?
Pemilik kebun tersebut memiliki kebersihan hati dalam mengelola harta. Dia membagi hartanya dengan rumus sepertiga untuk sedekah, konsumsi dan investasi. Bukankah rukun Islam setelah shalat adalah tentang pengelolaan harta, zakat?
Sebuah kebun yang subur, tiba-tiba mata airnya hilang. Sungai-sungainya mengering. Airnya dimasukkan ke bumi, tidak mengalir di permukaan. Penyebabnya, karena kesombongan dan ketamakan. Kisahnya ada pada surat Al-Kahfi.
0 komentar: