Jihad Menuju Makrifat
Imam Al-Ghazali memberikan tuntunan agar setiap hamba Allah menunaikan ibadah dalam bentuk yang paling sempurna, disertai keikhlasan dan mengosongkan hati dari segala kesibukan dunia.
Barang siapa mampu mengendalikan hatinya saat beribadah dengan penuh kesadaran bahwa ia sedang bermunajat kepada Allah swt, Raja dari segala raja, akan hilang bisikan hatinya. Bisikan yang bersumber dari kebodohannya. Apabila sudah sampai ke tahap ini, terbukalah pintu-pintu makrifat yang tak sanggup digambarkan oleh orang-orang arif sekali pun.
Maka, beradablah wahai hamba yang miskin, secara lahir dan batin, dengan hati dan segenap anggota badan, dengan akhlak yang baik dan menentang kehendak hawa nafsu yang dilarang syariat.
Bersikaplah sebagai hamba sahaya yang hina dan penuh dosa dihadapan Allah Yang Mahaperkasa. Yang Maha Membinasakan saat murka, dan Maha Menundukkan siapa saja yang berada dalam pemeliharaan-Nya, hingga tak satu pun makhluk yang kuasa menolak kehendak-Nya.
Jika hendak berbuat sesuatu, ketahuilah bahwa Allah swt Maha Menyaksikan dan Melihat. Berjuanglah untuk melaksanakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan sehingga bisa memperoleh tujuan akhir yang mulia.
Kita tak sanggup berjuang untuk mewujudkan maksud tersebut, kecuali bila sanggup menggatur waktu untuk menjalankan semua kewajiban sejak pagi hari hingga petang hari. Perhatikan ketentuan Allah atas diri kita, sejak bangun tidur hingga kembali ke peraduan pada malam hari.
Ada prinsip yang membingkai semua perjalanan ini, "Allah Yang Menyaksikan, Allah Yang Hadir di hadapanku, Allah Yang Mengetahui tentang diriku."
Sumber:
Syeikh Nawawi Al-Bantani, Maraqi Al-Ubudiyah, Wali Pustaka
0 komentar: