Ilmu-Mu di Kawah Mati
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Tiba di Kawah Mati Gunung Bunder. Sejenak beristirahat. Di bawah pohon yang rindang. Sambil memandang mereka yang melanjutkan perjalanan ke Kawah Ratu, Hati ini berkata, "Ya Allah, ajarkan ilmu-Mu di tempat ini."
Mencoba mengamati sekitarnya, sambil terus berkata di hati, "Ya Allah, ajarkan ilmu-Mu, di tempat ini." Tiba-tiba mata tertuju ke tanah yang hitam.
Diambil tongkat kayu, lalu dipendamkan. Ternyata kedalamannya hingga setengah meter. Kayu itu diangkat. Diperhatikan tanah yang menempel di kayu. Sangat luar biasa. Ini tanah yang sangat subur.
Tanahnya sangat gembur. Memuat serasah daun, ranting, dan bakaran pohon yang terkena panasnya kawah. Tanah ini mungkin berumur selama Kawah Mati ini ada. Sayangnya, tanah sesubur ini ada di puncak gunung.
Terlihat, tanda-tanda genangan air. Berarti bila hujan lebat, tanah ini dipenuhi air, terbawa ke sungai. Artinya, mineral yang terkandung di tanah yang subur terdistribusi ke tanah-tanah yang dilewatinya.
Mengapa tanah di sekitar gunung subur? Mineral humus yang menghampar di permukaan gunung dibawa ke sekitar area pertanian dan perkebunan melalui air.
Oleh sebab itulah, Allah berfirman di Al-Qur'an bahwa hasil pertanian dan perkebunan di dataran tinggi lebih banyak hasilnya dibandingkan di dataran rendah.
0 komentar: