Iblis, Pantaskah Sombong?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Saat Iblis mengungkapkan alasan tidak bersujudnya kepada Adam karena dia berasal dari api sedangkan Adam berasal dari tanah. Allah menegaskan bahwa surga bukan tempat untuk menyombongkan diri. Mengapa tak pantas?
Bila obsesi manusia adalah surga, maka yang yang sombong di dunia bukan bagian penduduk surga. Karakter penduduk surga adalah para malaikat. Yang bersujud, taat dan bertasbih. Segala liku-liku hidup. Segala bisikan hati. Untuk mengungkap siapakah yang karakternya seperti malaikat.
Dalam kebebasan berkehendak ada ketaatan. Menjadi khalifah juga seorang hamba Allah. Diberikan akal untuk berfikir, menggali dan memahami, juga ada ruang yang tak boleh menggunakan akal, hanya iman saja. Dalam keegoannya ada kebersamaan. Itulah ujian manusia.
Mengapa tak pantas sombong? Bukankah semuanya sudah ditakdirkan? Bukankah semuanya sudah tertulis sebelum alam semesta diciptakan? Bukankah semuanya hanya pemberian Allah? Bukankah rezeki yang tidak diikhtiarkan lebih tak terbatas?
Iblis tak pantas sombong. Sebab, yang menjadikannya dari api adalah Allah. Yang melebihkan satu makhluk dengan yang lainnya adalah Allah. Semua perbedaan dan keragaman hanya ujian, siapakah yang sombong? Siapakah yang merasa lebih baik? Siapakah yang berputus asa? Siapakah yang merasa hina kepada selain Allah?
Yang sombong berarti telah menuhankan dirinya. Merasa, penyebab cerdas dan berilmu adalah dirinya. Merasa, penyebab sehat, sukses, bahagia, kaya, berwibawa adalah dirinya. Bukankah manusia tidak bisa menciptakan kemanfaatan?
Seperti Firaun yang menjadi tuhan. Merasa bisa memakmurkan rakyatnya karena sungai Nilnya. Padahal, bukankah sungai Nil telah ada sebelum dirinya lahir?
0 komentar: