Iblis dan Adam, Saat Bersalah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Iblis bersalah karena tak sujud kepada Adam, padahal yang memerintahkannya adalah Allah. Apa yang dilakukan Iblis? Membenarkan kesalahannya. Mencari alasan dengan berkata bahwa dirinya lebih baik dari Adam karena terbuat dari api.
Apakah hanya sampai disitu saja? Iblis sekuat tenaga menjerumuskan Adam dan keturunannya agar bernasib sama seperti Iblis juga. Adam dianggap menjadi sumber pengusirannya dari surga. Maka, harus disingkirkan juga.
Membenarkan kesalahan dengan beragam argumentasi. Menghancurkan yang dianggap menjadi sebab keterpurukan dan kehancurannya, itulah sifatnya iblis. Bagaimana dengan Nabi Adam?
Saat Nabi Adam memakan buang khuldi karena godaan iblis. Nabi Adam tidak menuduh iblis sebagai penyebabnya. Tidak mencari pembenaran akan kesalahannya. Bukankah iblis hanya menggoda? Bukankah keputusannya ada pada Nabi Adam?
Adam juga tidak pernah menyalahkan istrinya, Siti Hawa. Bukankah istrinya ikut andil sehingga mendorong Nabi Adam mencicipi buah khuldi? Nabi Adam mengambil tanggung jawab semua kesalahan tersebut.
Di era sekarang, siapakah yang selalu saling melempar kesalahan? Selalu membenarkan kesalahannya dengan alasan tertentu? Selalu mencari kawan untuk berbuat salah bersama-sama?
Nabi Adam justru cepat meresponnya dengan memohon taubat dan juga doa. Menerima resiko dan hukuman atas kesalahannya. Bukankah mengakui kesalahan justru menentramkan dan meningkatkan kualitas diri?
0 komentar: