Adab Menutup Hari, Menyiapkan Khusnul Khatimah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sesungguhnya amal itu tergantung pada akhirnya. Salah satu doa yang banyak panjatkan adalah memohon akhir yang baik. Derajat seseorang ditentukan di akhirnya. Itulah sebab, kita diperintahkan untuk mentalqin mereka yang sedang sakratul maut. Bagaimana menyiapkan khusnul khatimah?
Apa yang dilakukan di antara maghrib dan Isya? Apa yang dilakukan saat hendak tidur? Itulah penempaan diri sebelum menghadapi sakratul maut. Itulah penyiapan diri meraih khusnul khatimah. Para ulama menjadikan waktu antara Magrib dan Isya sebagai waktu yang sangat spesial.
Beberapa ulama membiasakan membaca surat-surat khusus dari Al-Qur'an. Membiasakan dzikir dan doa khusus. Bahkan melakukan shalat-shalat khusus. Ada ulama yang menjadi waktu antara magrib dan isya untuk beritikaf di masjid. Melarang berbicara di waktu ini. Juga, memakruhkan tidur di waktu ini.
Menurut Syeikh Nawawi Al-Bantani, waktu permulaan malam, bila diisi dengan pendekatan diri kepada Allah, akan menjaga kebaikan hati, mata, telinga dan lisan. Sebab, pada permulaan malam kebanyakan manusia mulai beristirahat dari aktivitasnya.
Imam Al-Ghazali menyikapi permulaan malam dengan mengatakan, "Hendaklah seorang hamba melihat keadaan dirinya. Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka beruntung. Bila sama dengan hari kemarin, maka merugi. Bila lebih buruk, maka terkutuk."
Sebelum tidur, gunakan waktu untuk belajar atau membaca kitab, dan beribadah. Sebab, waktu ini, akan menjadi salah satu sebab keberhasilan kita sebagaimana yang dikatakan sebagian ulama.
Seorang penyair berkata,
Barang siapa mendapatkan ilmu dan mempelajarinya
Maka baiklah dunia dan akhiratnya
Teruslah engkau mempelajari ilmu dan menelaahnya
Karena kehidupan ilmu adalah dengan mempelajarinya
Sumber:
Syeikh Nawawi Al-Bantani, Maraqi Al-Ubudiyah, Wali Pustaka
0 komentar: