Salah Arah Kebijakan Keamanan Penjajah Israel
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Penjajah Israel membangun tanah jajahannya di Palestina dengan mindset menghancurkan lawannya. Semuanya adalah musuh yang setiap saat bisa menyerangnya. Tidak ada yang bisa tinggal, kecuali hanya orang Yahudi saja.
Bila bernegosiasi, berdiplomasi dan membuat perjanjian selalu mengandalkan Amerika dan Mesir. Amerika mengandalkan bantuan ekonomi, finansial dan militer untuk menundukkan mereka yang membahayakan penjajah Israel.
Atas dasar inilah, fokus pembangunan penjajah Israel adalah keamanan dan militer. Untuk menjawab, bagaimana menghimpun Yahudi agar bermigrasi ke daerah jajahannya? Bagaimana agar Yahudi yakin dengan keamanan yang super aman dan tingkat kemakmuran yang tinggi?
Lalu bagaimana akhirnya? Ternyata kecanggihan infrastruktur keamanan dan militer tak bisa menciptakan kenyamanan. Gegap gempita berita peluncuran infrastruktur tercanggih dan terbaru, hanya bualan belaka. Pembangunan bungker di setiap rumah ternyata tidak menentramkan karena suara sirine keamanan yang justru menimbulkan trauma.
Banyaknya tentara cadangan, ternyata tak cukup untuk bisa berperang dalam rentang waktu yang lama. Tentara elit terhebat ternyata hanya sebuah ilusi bila menghadapi perlawanan yang siap mati. Ada senjata canggih pun, mereka trauma, bagaimana bila tidak didukung persenjataan oleh Amerika, Inggris, Jerman dan sekutunya?
Padahal keamanan yang paling aman adalah dengan berdamai dan bertoleransi. Ketentraman yang paling kokoh dengan hidup bersama berdampingan dan membangun kawan. Bukan dengan menciptakan permusuhan dan membangun persenjataan militer untuk bersiap dan menang berperang setiap saat.
Intelektualitas dan teknologi militer tidak bisa menciptakan ketentraman di jiwa. Walaupun, seluruh negri dan setiap rumah dibuatkan benteng yang dilengkapi senjata canggih. Walaupun setiap orangnya telah menjadi pasukan elit. Ketentraman itu dengan akhlak, bukan senjata.
0 komentar: