Penjajah Israel Dibangun Berlandaskan Taurat?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Haredim sebuah komunitas yang ada di wilayah pendudukan Israel. Mereka terfokus untuk mempelajari Taurat. Mengisolasikan diri dari aktivitas keduniaan seperti ekonomi. Mereka hidup dengan fasilitas dari pemerintah penjajah Israel.
Sejak Yahudi menjajah Palestina, komunitas ini tidak diwajibkan untuk mengikuti wajib militer. Padahal, semua masyarakat Yahudi, baik wanita maupun laki-laki, pada usia tertentu diwajibkan untuk mengikuti wajib militer. Bila dibutuhkan, menjadi tentara cadangan. Namun ini tidak berlaku bagi Haredim.
Saat penjajah Israel membutuhkan banyak tentara untuk melakukan genosida di Gaza. Saat perlawanan rakyat Palestina berhasil melakukan perlawanan yang kuat di Gaza maupun Tepi Barat, penjajah Israel membutuhkan banyak tentara. Apalagi Hizbullah dari Lebanon melakukan serangan ke daerah pendudukan Israel di utara sebagai respon genosida atas Gaza.
Saat keputusan Mahkamah Agung memutuskan komunitas Haredim harus ikut wajib militer dan berperang, maka mereka melakukan demonstrasi. Diprediksi 60.000 lebih yang turun ke jalan hingga melakukan penyerangan terhadap wakil mereka di legislatif.
Melihat fenomena Haredim ini, bagaimana sebenarnya peran mereka yang taat kepada Taurat? Apakah kehadirannya mampu menciptakan peradaban dunia yang berkemanusiaan? Dengan isolasi diri terhadap dunia luar, seolah tidak ada keterkaitan antara Taurat dengan kehidupan, apakah bisa mengemban peradaban dunia?
Tauratnya tidak lagi seperti di era Nabi Musa yang lantang membela penganiayaan terhadap kaum tertindas. Tak lagi melakukan perlawanan terhadap kezaliman penguasa. Tak lagi melawan terhadap penyembahan terhadap selain Allah.
Mengapa Tauratnya hanya dibaca saja? Tidak peduli dengan persoalan kehidupan. Bila seperti ini, pahamlah bahwa penjajah Israel tidak dibangun dari ajaran Taurat. Tetapi ambisi untuk perampasan dan penjajahan. Sebab Taurat yang digeluti oleh Haredim mengajarkan menjauhi manusia.
0 komentar: