Muslimin, Pertumbuhannya Tak Terdeteksi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Ada saat Allah membiarkan kekafiran. Seolah mereka unggul dalam segala bidang. Lebih besar kekuatan, kekayaan, kekuasaan dan militernya. Hingga melecehkan, meremehkan, menghinakan dan mengusir Muslimin dari rumah dan tanahnya. Rasulullah saw dan para Sahabat menikmati kondisi ini di Mekah.
Ada saat Nabi Musa terusir dan dikejar dan diburu untuk dibunuh. Ada saat Nabi Musa dengan gagah berani mendatangi istana dan singgasana Firaun dengan meladeni seluruh tantangan yang dimaui oleh Firaun.
Ada saat Nabi Yusuf hidup dalam kesunyian sumur, kehinaaan sebagai budak dan difitnah hingga dijebloskan ke penjara. Ada saat dimunculkan oleh Allah sebagai hamba yang mulia. Perhatikan evolusi kehidupan para Nabi dan Rasul. Semuanya pasti berubah dan menjadi lebih baik.
Dalam keterhinaan, diremehkan dan dilemahkan, Muslimin terus tumbuh tanpa bisa dideteksi. Tiba-tiba muncul sebagai kekuatan besar. Tiba-tiba memenangkan perang Badar. Tiba-tiba mendatangi Mekah sehingga Kafirin harus menandatangani perjanjian Hudaibiyah. Tiba-tiba melawan Romawi di Mu'tah.
Tak ada yang bisa mendeteksi apa yang dilakukan Nabi Musa di Madyan. Bukankah hanya menjadi pengembala ternak dan petani? Bergelut dengan yang tak berhubungan dengan kekuasaan dan kekuatan melawan penguasa? Namun, tiba-tiba datang menyeru ke dalam Istana.
Tak ada yang bisa mendeteksi apa yang terjadi di balik penjara. Mengapa seorang budak Yusuf tiba-tiba kemampuannya melampaui keilmuan para ahli ramal raja Mesir? Muslimin seperti diam dan tenang, dalam suasana tekanan dan kezaliman kekafiran, Muslimin terus dididik oleh Allah tanpa terdeteksi oleh musuh dan yang membencinya.
Bangsa Tartar meremehkan Muslimin, saat hendak melakukan pukulan terakhir ke Mesir, ternyata sultan Bani Mamluk telah menyiapkan jebakan yang menghancurkannya. Evolusi apa yang terjadi pada tubuh Muslimin? Semuanya tidak terdeteksi, sebab Allah yang selalu menjadi penolong dan pelindungnya.
0 komentar: