Menghianati Perjanjian Damai
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Dunia menyerukan solusi dua negara antara Penjajah Israel dan rakyat Palestina di tanah Palestina. Hamas dalam piagam terbarunya pun menerima solusi dua negara sesuai batas 1967, namun tetap tidak mengakui keberadaan penjajah Israel.
Antara Penjajah Israel dan Otoritas Palestina sudah beberapa kali melakukan perjanjian perdamaian, contohnya perjanjian Oslo. Namun. Penjajah Israel terus menghianatinya. Gaza tetap ingin dicaploknya. Tepi Barat terus dibangun rumah pemukim illegal dengan merampas tanah dan rumah rakyat Palestina. Bagaimana menyikapi penghianatan penjajah Israel?
Di era Rasulullah saw, seluruh suku Yahudi menghianati perjanjian di Madinah, dari Bani Qainuqa, Bani Nadhir, hingga Bani Quraizhah. Mereka membuat rencana membunuh Rasulullah saw dan bekerjasama dengan kafir Quraisy dan Munafikin untuk menghancurkan Muslimin. Seharusnya mereka menjaga dan saling membantu menjaga kedamaian dan musuh dari luar. Bagaimana akhir para penghianat? Mereka terusir.
Bila musuh condong kepada perdamaian, maka Muslimin harus menerimanya dan bertawakal kepada Allah yang Maha Mendengar dan Mengetahui. Namun bila perjanjian untuk menipu, maka cukuplah Allah sebagai pelindung. Sebab Allah, yang memberikan kekuatan kepada Muslimin dengan pertolongan-Nya dan dukungan Mukminin.
Jika musuh berpaling dari perjanjian, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Pelindung Mukminin. Dia adalah sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong. Inilah sikap Mukminin bila musuh mengajukan perjanjian dan menghianati perjanjian.
Pihak yang menghianati perjanjian, secara diplomasi dan hubungan internasional akan lemah di mata dunia. Tidak itu saja, mental bertempur para penghianat akan melemah. Ini berbeda dengan yang teguh dengan perjanjian.
Allah berjanji kepada Mukminin bila lawan menghianati janji. Allah yang akan menjadi pelindung. Allah akan memberikan kekuatan dengan pertolongan Allah dan dukungan Mukminin. Allah akan menyatukan hati Mukminin. Juga, menggagalkan tipu daya para penghianat perjanjian.
0 komentar: