Menghempas Ketergelinciran dari Kisah Nabi Adam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Adegan ke empat dalam kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah adalah Nabi Adam tergelincir dari surga. Seluruh kenikmatan surga dihentikan. Nabi Adam dikeluarkan dan diturunkan dari surga ke bumi.
Nabi Adam tergelincir saat dianugerahi kenikmatan. Diberikan pasangan, tempat tinggal dan makan sesukanya sesuai yang diinginkan. Kesenangan kadang melalaikan. Kesenangan kadang menjerumuskan.
Iblis sangat paham saat yang tepat untuk membisikkan kejahatan. Yaitu, saat hati diliputi kelengahan dan kelalaian. Saat akal tak memiliki ruang untuk berfiki. Kapan saat itu datang?
Saat kesenangan datang, sering kali Allah dilupakan. Berbangga atas yang dimiliki. Fokus pada kesenangan dan lupa atas pemberian Allah. Semuanya merasa hasil jerih payah, ilmu dan kecerdasannya. Inilah saat tepat menggelincirkan manusia.
Mudah tergelincir saat manusia melupakan larangan. Mendekati larangan. Larangan itu memiliki daya magnet yang kuat, sebab banyak bisikan dan tipu daya syetan, banyak yang berkecamuk di hati dan akal saat mendekati larangan.
Saat berada dipuncak kesenangan, yang paling mendasar yang harus pegang teguh dan digenggam adalah selalu ingat akan larangan. Itulah cara termudah saat dikepung dengan kelalaian dan bisikan.
0 komentar: